31 C
Kudus
Jumat, April 18, 2025

Melihat Usaha Bedug dan Terbang di Kudus, Cuma Bisa Produksi Tak Bisa Menjual Saat Pandemi

BETANEWS.ID, KUDUS – Seorang pria berpeci hitam tampak sedang memberikan intruksi kepada beberapa pekerja yang sedang membuat terbang atau rebana dan bedug. Pria tersebut adalah Sugiarto (42), Pemilik Istana Beduk.

Di sela aktivitasnya itu, pria yang akrab disapa Yanto tersebut, sudi berbagi informasi tentang usahanya. Dia mengatakan, ia memulai merintis usaha tersebut sejak tahun 2000.

Usaha terbang ikut terimbas pandemi. Penjualan nyaris turun sampai 90 persen. Foto: Kaerul Umam.

Baca juga : Beduk dan Rebana Buatan Sugiharto Unggulkan Kualitas Suara dan Tahan Lama

-Advertisement-

Beda sebelum pandemi yang ramai pesanan, kini sejak pandemi usaha terkena imbas. Permintaan nyaris mandek total. Meski tak ada permintaan, menurutnya, ia tetap saja produksi demi mempertahankan karyawannya. Bahkan stok barang hingga kini mencapai ribuan belum terjual dan ditaruh gudang penyimpanan.

“Jika pekerja saya berhentikan semua, suatu saat waktu produksi ini membutuhkan orang, saya yang repot. Soalnya tidak semua orang bisa mengerjakan pekerjaan ini. Pekerja yang masih tersisa ini merupakan pekerja inti di Istana Beduk,” bebernya kepada betanews.id, Kamis (26/8/2021).

Ia bahkan kini juga memproduksi sape’, yakni alat musik tradisional asal Kalimantan. Hal itu, supaya para pekerja masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Sejak pandemi ini, katanya, penjualan mengalami penurunan sampai 90 persen.

“Sekarang barang masih ribuan yang tersisa, kemudian di gudang-gudang sana juga masih tersedia banyak. Untuk pekerja dulu banyak sekali, ada ratusan karyawan yang bekerja di produksi ini. Namun sekarang hanya tersisa sedikit, kurang lebih hanya 50 pekerja,” kata Yanto.

Menurutnya, barang ia produksi itu dikirim ke seluruh Indonesia. Bahkan, ia sudah memiliki toko yang berlangganan tetap di daerah Jakarta, Surabaya, dan Kalimantan.

“Kalau pemasaran yang saya lakukan, dari dulu hingga saat ini dari mulut ke mulut, dan tidak menggunakan media sosial. Karena bagi saya pemasaran semacam itu tidak efektif dan membuang waktu. Soalnya saya tidak mau repot,” papar Yanto warga Desa Kedungsari RT 5 RW 4, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus itu.

Baca juga : Produksi Beduk dan Rebana Tutup, Sugiharto Bangkit dengan Gambus

Ia menambahkan, usaha yang ia jalani bertahun-tahun itu, merupakan warisan dari kakeknya. Kini ia merupakan generasi ke tiga setelah bapaknya. Menurutnya, ia memulai usaha ini setelah ia lulus dari SMA sederajat.

“Pada waktu merintis usaha ini, bapak sudah meninggal dunia, dan saya belajar produksi ini dari kakak. Namun awal memulai usaha ini tidak langsung berkembang. Hingga pada tahun 2010 permintaan terbang mulai banyak dan usaha ini semakin berkembang,” tambahnya.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER