BETANEWS.ID, KUDUS – Empat orang tampak sibuk memanen mangga di Desa Jojo, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Di atas mobil pikap terlihat satu orang mengenakan topi hitam sedang menyortir buah mangga. Buah mangga yang terserang lalat buah ia buang dan yang bagus dikumpulkan dalam keranjang. Pria tersebut yakni Tubel Anggada, seorang petani mangga.
Di sela aktivitasnya tersebut, pria yang akrab disapa Tubel itu, sudi berbagi kisah tentang usaha yang dijalani. Dia mengaku sudah menekuni pekerjaannya sejak 2014. Hingga saat ini ia mengaku punya 500 pohon mangga meski tidak pernah menanam dan tidak punya lahan yang luas.
“Meski tidak pernah menanam dan tidak punya lahan yang luas, saat ini saya adalah petani yang punya sekitar 500 pohon mangga,” ujar Tubel kepada Betanews.id, Sabtu (26/6/2021).
Baca juga: Keliling Empat Kabupaten Gunakan Pikap, Penjual Tanaman Ini Sering Diserbu Pembeli
Pria yang tercatat sebagai warga Welahan, Kabupaten Jepara itu pun mengungkap caranya bisa memiliki 500 pohon mangga tanpa menanam. Menurutnya, selama ini ia bertani dengan cara menyewa pohon mangga milik warga Kudus yang sudah siap berbuah. Ratusan pohon mangga itu ia sewa pertahun, dengan harga sesuai kesepakatan.
“Biasanya rata-rata perpohon, saya sewa dengan harga sekitar Rp 1 juta pertahun. Melihat kondisi pohon mangga tersebut juga sih, bisa lebih mahal atau lebih murah. Dan saya prioritaskan pohon mangga harum manis,” ungkapnya.
Tubel mengakui, karena terkendala modal, 500 pohon mangga tersebut tidak ia sewa sekaligus tapi bertahap. Pohon yang ia sewa itu kemudian diberi perawatan. Di antaranya, pemupukan, penyemprotan pestisida, fungisida serta pembersihan dari benalu. Hal tersebut agar pohon mangga tidak terserang hama dan berbuah tepat waktu.
“Dengan perawatan yang tepat, 500 pohon mangga itu akan berbuah setahun dua kali. Serta tidak ada istilah gagal panen, atau bunga gugur sebelum jadi buah. Berbuahnya pun lebat seperti pohon mangga yang itu,” ujar pria lajang sambil menunjuk banyaknya buah mangga yang menggantung.
Dia mengatakan, pohon mangga itu berbuah setahun dua kali, yakni pada Bulan Juni hingga Juli, serta Oktober hingga Desember. Dari setiap pohon, biasanya ia mampu memanen mangga sebanyak 10 peti, dengan harga Rp 400 ribu sampai Rp 1 juta perpeti.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Kang Rus Bisa Jual Hingga 200 Degan Bakar Sehari
“Saat ini harga mangga lagi gak bagus. Perpeti hanya dihargai Rp 400 ribu berisi sekitar 38 kilogram. Padahal kalau bagus, harga mangga bisa sampai Rp 1 juta perpeti,” bebernya.
Untuk penjualan, kata Tubel, mangga yang dipanen tersebut akan disetor ke Jakarta. Setiap hari setidaknya ia mampu mengirim mangga sebanyak 79 peti. Jumlah mangga tersebut biasanya dipanen dari lima pohon.
“Bulan Juni ini masa panen. Jadi setiap hari saya keliling menggunakan mobil pikap untuk memanen 500 pohon mangga yang sudah saya sewa,” ujarnya.
Editor: Suwoko