BETANEWS.ID, KUDUS – Tampak sebuah video seorang pria sedang mendesain dari smartphone milik Kepala SMK Wisudha Karya Kudus. Video tersebut merupakan dokumentasi siswanya saat mengikuti ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Nasional 2020, bidang keahlian CNC Milling. Sambil menunjukan video, Fakhrudin (42) berbagi cerita kepada betanewa.id tentang proses persiapan lomba.
Dirinya sempat merasa pesimis, lantaran ajang LKS SMK 2020 itu diundur karena pandemi Covid-19. Sementara siswanya yang saat itu kelas XII sudah lulus dan bekerja di Jakarta. Meski mendapat izin dari perusahaan, waktu yang diberikan masih terlalu singkat menurutnya.
“Karena ajang ini diundur, jadi siswa kami sudah lulus dan bekerja. Saya senang perusahaan memberi izin, tetapi waktunya ya cukup singkat. Kami hanya memiliki waktu sepekan untuk persiapan, dan saya sempat pesimis,” kata Kepala SMK Wisudha Karya itu, Selasa (27/10/2020).
Saat persiapan hari pertama dan ke dua, siswa bernama Muhammad Sapta Maulana itu masih belum menemukan ritme. Sehingga Fakhrudin sempat ada rasa pesimis. Progres hasil kerja keras itu mulai tampak setelah hari ke tiga, dan dia mulai kembali optimis.
“Karena sudah bekerja, jadi banyak yang lupa. Bisa dikatakan kami kembali mulai dari nol. Saya bersyukur anak kami cepat mengingat dan pada hari ke tiga sudah ada progres persiapan,” bebernya sambil tersenyum.
Baca juga : Siswa SMK Wisudha Karya Kudus Juarai LKS Tingkat Nasional
Pada lomba-lomba sebelumnya, pihak sekolah setidaknya memiliki waktu persiapan minimal dua bulan. Siswa akan dikarantina dan melakukan persiapan secara intens.
Sementara itu, Bagus Pujo Cahyono (36), Ketua Jurusan Teknik Pemesinan, menjelaskan, teknis lomba melayani sebuah permintaan. Juri seperti orang yang mau pesan barang, kemudian peserta membuat gambar sekaligus programnya. Setelah itu melakukan simulasi dari program tersebut.
“Lomba ini ada tiga job dan satu tes teori. Tiga job di antaranya membuat drone, stik PS, dan casing brake motor dan tes teori.
Dengan waktu yang berbeda-beda, menyesuaikan tingkat kesulitan. Tes job mulai dari 1,5 hingga 2,5 jam dan tes teori 30 menit,” terangnya.
Proses tersebut dilakukan secara daring dengan kamera di sejumlah sudut. Karena mengangkat tema ‘Jujur itu Juara, Berprestasi dari Rumah, dan Semangat Menolak Menyerah’, sehingga proses lomba dilaksanakan di rumah peserta.
“Ini juga menjadi sedikit kendala, karena kami harus perupaya menyediakan perlengkapan di rumah peserta. Saya bersyukur, meski dengan persiapan yang singkat semua dapat berjalan dengan baik,” pungkasnya.
Editor : Kholistiono