31 C
Kudus
Selasa, September 17, 2024

Produksi Tempe Super, Jadi Solusi Ekonomi Mantan TKI di Kala Pandemi

BETANEWS.ID, KUDUS – Seorang pria terlihat sedang sibuk dengan rendaman kedelai di belakanga rumah yang berada RT 3 RW 2 Desa Karangmalang, Kecamatan Gebog, Kudus. Dia terlihat memisah kulit ari dari kedelai yang terendam air. Pria tersebut yakni Jamal El Athievy (44) pemilik usaha pembuatan tempe.

Di sela aktivitasnya, pria yang akrab disapa Jamal itu sudi berbagi kisah tentang usahanya itu. Dia mengatakan, mulai merintis usaha membuat tempe sejak tiga bulan yang lalu. Menurutnya, usaha itu bisa dikatakan solusi ekonomi keluarganya saat ada pandemi corona.

“Usaha pembuatan tempe ini bisa dikatakan solusi ekonomi keluargaku saat pemdemi corona. Sebab sebelumnya saya sempat menganggur enam bulan. Tak ada kerjaan cukup bikin pusing,” ujar Jamal kepada betanews.id, Selasa (4/8/2020).

-Advertisement-
Jamal El Athievy sedang memasukkan kedelai ke dalam plastik untuk dibuat tempe. Foto: Rabu Sipan

Baca juga : Utamakan Rasa, Puluhan Tahun Zumrotun Pertahankan Tempe Bungkus Daun Jati

Pria yang sudah dikaruniai tiga anak itu pun kemudian bercerita. Sebelum menganggur, ia merupakan seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) di Brunei Darussalam yang bekerja di perusahaan tambang minyak. Dia mengaku cukup lama bekerja di negara tetangga itu yakni sekitar 12 tahun.

Pada Bulan November 2019, lanjutnya, ia pulang ke Indonesia karena habis kontrak. Serta mengurus persyaratan untuk melamar kerja di perusahaan lain di Brunei Darussalam. Namun karena ada Covid-19, rencana untuk berangkat kerja ke Negara Sultan Hasanah Bolkiah pun gagal.

“Setelah tidak bisa berangkat kerja ke Brunei, otomatis saya menganggur. Sempat akan daftar taksi online tapi sudah tutup. Sekian lama menganggur, saya pun berfikir usaha apa agar bisa menghasilkan uang. Hingga tercetuslah ide memproduksi tempe,” ungkapnya.

Untuk bisa membuat tempe yang bagus, tambahnya, ia pun belajar pada saudaranya di Yogyakarta yang punya usaha pembuatan tempe. Menurutnya, saudaranya itu bisa dibilang sukses usaha pembuatan tempe. Dia mengaku belajar empat hari di tempat saudaranya.

“Setelah sudah bisa bikin tempe, saya pulang ke Kudus dan memproduksi tempe sendiri,” bebernya.

Dia menuturkan, tempe yang diproduksi itu merupakan tempe super. Agak berbeda dari tempe yang sudah di pasaran, tempenya itu terbuat dari kedelai impor dan diproses melalui fermentasi yang sempurna.

Kedelai yang akan diproses jadi tempe harus dibersihkan. Jangan sampai tercampur dengan hal lain semisal jagung, batang kering dari kedelai, bahkan kulit ari dari kedelai tersebut. Karena menurutnya, masih banyak pemilik usaha di Kudus yang abai akan hal itu.

Padahal, lanjutnya, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap rasa dan tampilan tempe. “Lihatlah tempe saya ini, warnanya putih cerah. Dibelah juga padat. Rasanya juga sangat gurih. Pokoknya beda dari tempe yang sudah ada,” kata Jamal.

Baca juga : Saking Larisnya, Siswanto Hanya Mampu Layani 400 Keranjang Kolak Gudang Sehari

Masih kata Jamal, meski bisa dibilang pemain baru di usaha tempe. Namun tempe buatannya itu lumayan peminatnya. Sehari, ia mengaku bisa produksi 65 kilogram kedelai. Jumlah tersebut akan jadi 400 tempe, yang dijualnya dengan harga Rp 2 ribu dan Rp 6 ribu per kemasan.

“Harga tergantung tebal dan tipis tempe dalam kemasan. Sedangkan dari proses kedelai dimasak hingga tempe siap jual, butuh waktu tiga hari,” ujarnya.

Dia berharap, usahanya itu bisa berkembang. Tempe produksinya makin diminati orang banyak. Sehingga hasilnya juga bisa bermanfaat untuk kesejahteraan keluarga. “Semoga makin lancar usahaku mas,” harap Jamal.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
144,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER