31 C
Kudus
Minggu, Januari 19, 2025

Melihat dari Dekat Latihan Paralayang di Lapangan Desa Bacin Kudus

BETANEWS.ID, KUDUS – Di lapangan sepak bola Desa Bacin, Kecamatan Bae, Kudus terlihat beberapa orang sedang memegangi parasut. Tampak seorang perempuan mengenakan tas khusus memegangi tali kendali parasut dengan dibantu tiga orang pria mencoba menerbangkan parasut. Kegiatan itu adalah pelatihan olah raga paralayang.

Ageng Prabowo (48) Pelatih Paralayang Kudus menuturkan, latihan paralayang yang dilakukan tersebut bernama ground handling. Ground handling merupakan latihan dasar menerbangkan parasut sebelum first jump di atas take off. Tujuannya yakni untuk menguasai teknik – teknik menerbangkan dan mengendalikan parasut di udara.

“Sebelum terbang, pilot paralayang pemula wajib menguasai ground handling. Sebab saat take off di lokasi itu biasanya tidak seluas lapangan, jadi dibutuhkan skil dan teknik yang memang sudah mumpuni. Agar saat take off tidak kecacalan,” ujar pria yang akrab disapa Ageng kepada betanews.id, Sabtu (8/8/2020).

-Advertisement-
Latihan paralayang di Lapangan Desa Bacin, Kudus. Foto: Rabu Sipan

Baca juga : Asyiknya Bersepeda Bareng Cewek-Cewek di Ceciwi Gowes

Pria yang menekuni olah raga paralayang sejak 2012 itu mengatakan, menerbangkan paralayang juga ada tahapan – tahapannya. Awal permulaan itu terbang lurus beberapa kali. Setelah itu latihan terbang belok kanan dan kiri, kemudian latihan terbang bikin lingkaran dan membentuk angka delapan.

Kalau sudah lancar semua, tuturnya, terus dilanjut belajar teknik untuk mendaratkan parasut. Sebab saat melayang di udara laju angin sering berubah. Sehingga butuh teknik tertentu untuk mendarat. Oleh sebab itu, pilot paralayang juga harus faham dengan laju angin.

“Di udara laju angin itu berubah – ubah jadi butuh teknik yang mumpuni. Sedangkan laju angin standar untuk terbang itu sekitar lima sampai 10 kilometer per jam,” jelas pria yang sudah dikaruniai dua anak tersebut.

Parasut yang digunakan terbang, lanjutnya, juga berbeda – beda sesuai kebutuhan. Menurutnya, hal tersebut biasanya disesuaikan berat badan pilot paralayang, agar loadnya sesuai. Jangan sampai terlalu ringan, takutnya susah mengendalikan parasut. Serta jangan terlalu berat, agar tidak gagal terbang.

Pria yang juga tergabung dalam Komunitas Paralayang Kudus (Kompas) itu mengatakan, peminat olah raga paralayang di Kota Kretek sebenarnya banyak. Namun, menerbangkan parasut itu dibutuhkan lisensi semacam surat ijin mengemudi (SIM) di kendaraan bermotor. Ongkos untuk mengurus lisensi penerbangan itu juga lumayan mahal.

“Ongkos untuk mendapatkan lisensi sekitar Rp 8 juta. Setiap tahun lisensi itu harus diperpanjang. Sedangkan harga parasutnya sekitar Rp 60 juta,” beber pemilik toko perlengkapan mendaki bernama Rinjani tersebut.

Baca juga : Selama Pandemi, Komunitas Seliku Kebanjiran Anggota Baru

Dia menuturkan, selain aktif di Kompas, ia bersama komunitasnya bekerja sama dengan KONI Kudus untuk mempersiapkan atlet paralayang. Saat ini, tuturnya ada empat orang yang dipersiapkannya untuk terjun di Pekan Olah Raga Provinsi Jawa Tengah 2022, untuk cabang paralayang.

“Ada tiga pria dan satu perempuan yang saya didik untuk ikut PORPROV 2022 cabang olah raga paralayang. Semoga saja mereka bisa berprestasi dan mengharumkan nama Kota Kudus” harapnya.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER