BETANEWS.ID, KUDUS – Di tepi jalan Graha Mustika, Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, tampak penjual keliling sedang memarkirkan sepedanya. Di bagian belakang kendaraannya itu, terlihat kotak kayu warna hijau. Di sana, seorang pria bermasker terlihat sedang melayani pembeli. Pria tersebut yakni Huda (21) penjual kue terang bulan.
Seusai melayani pembeli, Huda kemudian berbagi kisah tentang jualannya itu. Dia menuturkan, jualan kue terang bulan di Kudus lantaran diajak saudaranya lima bulan lalu. Sebelumnya, ia kerja jadi pengurus sapi di pasar hewan daerah asalnya, yaitu Lumajang, Jawa Timur.
“Jadi pengurus sapi bayarannya tidak tentu. Bayarannya pas sapi laku saja. Oleh karena itulah saya menerima tawaran saudara untuk ikut berdagang kue terang bulan di Kudus,” ujar Huda kepada Betanews.id, Senin (13/7/2020).
Dia mengatakan, sebenarnya jualan kue terang bulan di Kudus lumayan laris. Apalagi sebelum ada virus Corona, ia bisa menjual sekitar 300 kue terang bulan dalam sehari. Sedangkan saat ada Corona, penjualannya turun drastis hanya laku 100 porsi.
Baca juga: Martabak Menara, Si Manis yang Legendaris di Kudus
“Satu porsinya saya jual dengan harga Rp 3 ribu. Sejak ada Corona memang bawa 100 kue terang bulan dan habis terjual sehari. Pernah coba bawa lebih tapi tidak habis,” ungkapnya.
Menurutnya, dari 100 porsi kue terang bulan yang terjual itu, ia bisa mengantongi uang Rp 70 ribu sehari. Sedangkan sisanya diberikan kepada saudaranya selaku pemilik kue terang bulan.
Kue terang bulan, lanjutnya, merupakan jajanan jaman dulu yang terbuat dari tepung. Dalam penyajiannya, kue tersebut diberi margarin, susu cokelat, dan meses. Rasanya manis dan disukai semua kalangan dan umur.
“Jajanan kue terang bulan disukai semua kalangan dan usia. Dari anak-anak, remaja, hingga dewasa,” beber Huda.
Baca juga: Warung Jahe Rempah Mbah Tolok, Terkenal jadi Jujugan saat Meriang
Dua pelanggan yang membeli dagangannya siang itu, Nadila dan Aisah menuturkan, menyukai kue terang bulan sejak kanak-kanak. Rasanya yang enak dan manis, membuat mereka ketagihan menyantap jajanan jaman dulu tersebut meski sudah remaja.
“Saya suka kue terang bulan sejak masih belia. Sepekan bisa membeli tiga kali. Ini tadi saya dari rumah di Besito, Gebog, sengaja ke depan Graha Mustika hanya untuk beli kue terang bulan,” ujar mereka bebarengan.
Editor: Ahmad Muhlisin