BETANEWS.ID, KUDUS – Suara khas minyak goreng panas saat dituang bahan pisang krispi terdengar cukup sering saat memasuki outlet warna kuning di tepi utara Jalan Sunan Kudus, Desa Damaran, Kecamatan kota, Kudus. Di sana, terlihat seorang wanita berhijab sedang membolak-balik pisang yang digoreng agar tidak gosong. Setelah matang, pisang tersebut kemudian dikemas dan diberi varian rasa serta toping. Itulah sekilas proses pembuatan pisang goreng krispi di Raja Banana Crispy Kudus.
Novilia (28) owner Raja Banana Crispy mengatakan, nama awal dari usahanya itu berasal dari nama pisang raja yang dijadikan bahan baku pembuatan pisang goreng krispi miliknya. Menurutnya, dengan menggunakan pisang raja, pisang goreng krispi rasanya lebih enak dan lebih manis.

“Kita tahu sendiri harga pisang raja di pasaran itu yang paling mahal. Rasanya juga enak dan manis, jadi saat dibuat pisang goreng krispi, rasanya juga tentu lebih enak dari bahan pisang lainnya,” ujarnya kepada Betanews.id, Jumat (12/6/2020).
Dia menuturkan, ide memilih menggunakan bahan dasar pisang raja berasal dari Ibunya. Sebab Sang Ibu punya warung makan, tapi yang lebih dikenal itu pisang gorengnya, karena rasanya enak.
Baca juga: Novilia, Gadis Cantik Penjual Pisang Goreng Beromzet Rp 20 Juta Sebulan
“Ternyata rahasianya, kata ibu saya, kalau mau bikin pisang goreng enak, ya, pakai pisang raja. Harganya lebih mahal tidak apa-apa yang penting rasanya lebih enak. Tentunya akan lebih diminati pembeli,” jelasnya.
Dari itulah, tuturnya, Raja Banana Crispy hanya dibuat dari pisang raja. Ia mengaku pernah beberapa hari tidak jualan, disebabkan pisang raja langka di pasar. Dia tidak mau ambil resiko dengan membuat pisang goreng krispi menggunakan pisang lain.
“Saya memilih menutup toko. Takut pembeli saya kecewa kalau menggunakan pisang lainnya. Karena rasa pisang Raja Banana Crispy itu khas,” ungkap warga Desa Janggalan, Kecamatan Kota, Kudus tersebut.
Dia mengatakan, pisang goreng di Raja Banana Crispy ada 16 varian rasa. Di antaranya, coklat, cocomaltine, greentea, strawberry dan lain sebagainya. Selain itu juga ada pilihan toping. Ada sekitar 11 pilihan toping, antara lain, keju, almond, oreo remuk dan lainnya.
Baca juga: Kue Balok Parikesit, Jajanan Hits dengan Sensasi Lumer di Mulut
“Untuk harga saya mematok Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu seporsi. Harga tergantung varian rasa dan toping yang dipilih,” jelas gadis lajang tersebut.
Dia mengaku, pelanggan Raja Banana Crispy miliknya sudah banyak. Selain orang Kudus juga ada pelanggan dari Pati, Jepara, Demak, serta Semarang.
“Semoga usaha saya ini makin lancar, dan makin punya banyak pelanggan,” tutupnya.
Editor: Ahmad Muhlisin