SEPUTARKUDUS.COM, UNDAAN LOR – Ruang utama bangunan masjid ini berbentuk limas, dan terdapat sebuah cungkup di bagian atasnya. Sisi serambi masjid terdapat kubah setengah lingkaran berwarna hijau. Tampak sekeliling dinding masjid dipenuhi jendela dan tiang penyangga. Masjid ini bernama Masjid Jami’ Baitul Mu’minin, masjid yang terletak di Desa Undaan Lor gang 24, Kecamatan Undaan, Kudus.

Selepas salat Dzuhur berjamaah, Nadzir Masjid Jami’ Baitul Mu’minin Ahmad Syafi’i (65), sudi berbagi kisah kepada Seputarkudus.com tentang masjid tersebut. Dia menjelaskan, masjid yang berdiri di atas tanah sekitar luas 800 meter persegi mengalamai pemugaran selama dua kali. Menurutnya, pembangunan masjid menelan biaya kurang lebih Rp 1 miliar yang diperoleh dari swadaya masyarakat.
“Biaya pembangunan masjid sepenuhnya dilakukan secara gotong royong masyarakat, bahkan 99 persen dari hasil swadaya masyarakat. Pengurus masjid juga tidak pernah minta bantuan kepada pemerintah maupun masyarakat lain desa. Pemugaran masjid pertama kali pada tahun 1985 dan terakhir di tahun 1994,” ujar Syafi’i saat ditemui beberapa waktu lalu.
Warga Desa Undaan Lor gang 24 RT 6 RW 4, Kecamatan Undaan, Kudus, ini mengatakan, pembangunan masjid dimulai pada tahun 1964, hingga samapi sekarang masjid sudah berusia lebih dari 53 tahun. Terkait dengan desain masjid, katanya, dibuat warga setempat. Menurutnya, desain masjid dibuat atas masukan dari beberapa tokoh masyarakat, tidak mengadopsi dari masjid manapun.
“Arsitektur masjid Abdul Wahid, takmir masjid Jami’ Baitul Mu’minin. Bagian ruang utama masjid memang sengaja didesain berbentuk limas agar kelihatan nuansa jawanya. Sedangkan serambi masjid dibangun dengan desain lebih moderen, dengan menambahkan kubah di bagian atas masjid. Sebelum di pugar, masjid hanya dapat menampung sekitar 250 jamaah. Kalau sekarang, masjid sudah dapat menampung kurang lebih 800 jamaah,” ujarnya.
Syafi’i menambahkan, hiasan kaligrafi di atas ruang pengimaman masjid berlatai dua tersebut bertuliskan kalimat seruan beribadah. Sedangkan bagian depan dinding masjid, terdapat dua pigura yang bertulisakan panduan niat i’tikaf. Menurutnya, tanah kosong yang berada di selatan masjid, rencana akan dibangun aula gedung serba guna.
“Awal pembangunan rencana akan dimulai setelah hari raya Idul Fitri. Untuk kegiatan masjid selama bulan Ramadan meliputi buka bersama menjelang maghrib berjumlah 60 orang. Mengaji kitab setelah salat Subuh dan setelah salat Tarawih ada kegiatan berupa pengajian umum. Kalau kegiatan lain biasanya dilakukan dalam rangka peringatan hari besar islam,” tambah Syafi’i yang mengaku menjadi Nadzir Masjid Jami’ Baitul Mu’minin sudah selama 25 tahun, terhitung sejak 1992.