SEPUTAR KUDUS.COM, KARANGROWO – Sejumlah mobil terlihat berhenti di depan Balai Serbaguna Dukuh Krajan, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kudus. Dari kejauhan, tampak seorang laki-laki berseragam coklat membawa tongkat komando keluar dari mobil Suzuki Grand Vitara. Dia segera bergegas menuju aula Balai Desa untuk bertemu pengungsi yang rumahnya terkena banjir di Desa Karangrowo. Dia yakni AKBP Andy Rifa’i, Kapolres Kudus yang datang untuk memberikan bantuan, Senin (13/2/2017).
Sementara itu, di dalam aula, ratusan pengungsi mengarahkan pandangannya ke kerumunan tempat Kapolres berada. Sesekali beberapa dari mereka berdiri untuk melihat siapa yang datang. Di antaranya Sutrisni (35), yang mengaku penasaran dengan kedatangan yang membuat pintu masuk aula ramai. Saat ditengok, menurutnya yang datang Kapolres Kudus. “Saya sempat kaget, kok ramai ada apa ya? Tak menyangka ternyata Pak Kapolres. Itu ada juga Pak Dandim (Komandan Kodim 0722 Kudus),” tuturnya.
Perempuan yang mengenakan kaus abu-abu mengaku sudah lama mengetahui Kapolres dan Dandim. Namun baru pertama ini melihatnya secara langsung. “Tahunya dari internet,” tambahnya sambil tersenyum.
Sutrisni menuturkan, dirinya sudah berada di pengungsian sekitar tiga hari. Menurutnya air yang menggenangi rumahnya setinggi paha orang dewasa. Hal tersebut dikarenakan sungai yang dekat desanya meluap dan ditambah intensitas hujan yang tinggi. “Saya di sini empat orang. Saya, suami dan anak dua,” ungkap warga Dukuh Krajan, Desa Karangrowo.
Kapolres Kudus, AKBP Andy Rifa’imengatakan, pihaknya datang bersama Dandim untuk mengirim bantuan ke dua tempat pengungsian akibat banjir. Satu tempat di antaranya di Desa Karangrowo. “Selain ke Karangrowo, kami juga ke posko pengungsian di Desa Jati Wetan. Kami bersama-sama dengan Dandim juga ingin melihat kondisi pengungsi,” ujar Andy.
Sementara itu, Kepala Desa Karangrowo Heri Darwanto (42) menuturkan, ada 356 orang pengungsi di Balai Serbaguna Dukuh Krajan. Menurutnya, mereka berasal dari 115 kepala keluarga. Dia merinci, terdapat 210 pengungsi dewasa, 39 balita, 85 anak-anak dan 22 lansia. “Warga mengungsi Sabtu (11/2/2017) sore. Malamnya pukul 10.00 WIB bertambah tiga orang,” ungkapnya.
Disebutkan, di Desa Karangrowo terdapat tiga dukuh yakni Ngelo, Kaliyoso dan Krajan. Menurutnya, pemukiman yang tergenang air yakni Dukuh Krajan RW 1 dan 2. Dia merinci, di RW 1 air menggenangi RT 7 dan 2. Sedangkan, di RW 2 air menggenangi RT 1, 2 dan 6. “Semoga banjirnya bisa cepat surut,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, logistik untuk kebutuhan para pengungsi sudah sangat cukup. Logistik tersebut didapatkan dari bantuan-bantuan yang berdatangan. Menurutnya, untuk Kapolres dan Dandim yang datang memberikan sembako kepada pengungsi. “Yang bantu banyak. Dari Pemerintah, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Pertanian, Bank Jateng Syariah, PDAM dan masih banyak yang lain,” ungkapnya.
Selain itu, banyak warga yang tidak terkena banjir menjadi relawan di pengungsian. Seperti ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) dan pemuda Karang Taruna yang membantu di dapur umum. Untuk tempat memasak dan pembungkusan dipisahkan supaya lebih higienis. “Untuk tempat pembungkusan di dalam ruangan TK Pertiwi,” terangnya.
Heri Darwanto melanjutkan, untuk segi kesehatan tidak ada pengungsi yang sakit. Diungkapkan, pengungsi hanya terkena gatal-gatal yang dapat ditangani langsung oleh petugas puskesmas Ngemplak. Menurutnya kemarin ada warga yang terpatuk ular, namun segera mungkin langsung dibawa ke Rumah Sakit Mardi Rahayu dan sekarang sudah sehat kembali. “Puskesmas Ngemplak sendiri setiap hari ada,” tambahnya.