BETANEWS.ID, JEPARA – Di pinggir jalan depan MA Hasyim Asy’ari, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, antrean panjang pembeli sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Sejak pagi hingga sore, para pelajar, orang tua, hingga warga luar daerah rela menunggu demi Pentol Keripik Ali Roso, jajanan legendaris yang namanya tak pernah pudar dimakan zaman.
Ali begitu ia akrab disapa, mengaku bahwa pentol buatannya memang berbeda. Terbuat dari campuran tepung terigu dan tapioka, teksturnya kenyal dengan cita rasa gurih yang khas. Yang membuatnya semakin istimewa adalah kripik Tamalada sebagai pelengkap, perpaduan unik yang membuat pelanggannya datang kembali.
Baca Juga: Barang Selundupan Bernilai Rp6,8 T Berhasil Diamankan Bea Cukai, Termasuk Moge
Sebelum menjadi pedagang pentol, Ali adalah seorang pengrajin emas. Saat usaha perhiasannya terpuruk karena sulitnya pemasaran, ia tak menyerah pada keadaan. Dari keterbatasan, lahirlah ide baru untuk berjualan pentol keliling untuk menghidupi keluarga.
“Dulu masih pakai sepeda onthel, keliling dari pagi sampai sore. Target saya anak-anak sekolah, mulai dari SD, SMP, sampai SMA/SMK,” terangnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Setiap hari, Ali mengayuh sepedanya menyusuri sekolah-sekolah di wilayah Kalinyamatan dan Welahan. Kerja keras itu berbuah hasil. Tiga tahun kemudian, ia berhasil mengganti sepeda onthel dengan motor, membuat mobilitas lebih mudah dan jangkauan pembeli semakin luas.
Seiring waktu, namanya makin dikenal. Puncaknya, setelah viral di TikTok, pentol keripiknya kian diburu. Ali pun berhenti berkeliling dan memilih mangkal di depan MA Hasyim Asy’ari, lokasi yang selalu ramai oleh pelajar dan warga. Dari sinilah, Pentol Ali Roso semakin terkenal.
Ali juga menjelaskan, dalam berjualan ia ditemani anaknya yang baru lulus kuliah. Setiap hari, Ali mulai berjualan pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB.
Baca Juga: Modal Coba-coba, Bisnis Box Seserahan Milik Khamdi Jepara Cuannya Menguntungkan
Ali tidak mematok harga, ia menjual sesuai permintaan pelanggan. Dan dalam sebari Ali bisa meraup omzet hingga Rp500 ribu.
“Alhamdulillah, sejak ramai di TikTok, pembeli makin banyak. Sampai ada yang jauh-jauh datang dari luar kota,” ucapnya.
Penulis: M. Fatkhur Rifqi, Mahasiswa PPL UIN Sunan Kudus
Editor: Haikal Rosyada
