31 C
Kudus
Sabtu, November 8, 2025

Perumda Jepara Tanam Bibit Cabai di Lahan Seluas 1,5 Hektare 

BETANEWS.ID, JEPARA – Perumda Aneka Usaha meluncurkan program Je. Farming yaitu sebuah langkah modernisasi pertanian yang diharapkan mampu menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. 

Wakil Bupati Jepara, M. Ibnu Hajar mengatakan selain untuk menarik minat generasi muda, program itu juga bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kota Ukir. 

Baca Juga: Diguyur Hujan, Pengecoran Jalan di Jepara Tersendat

-Advertisement-

“Hari ini kita luncurkan Je.Farming. Tujuannya bukan hanya mengajak kalangan tua, tetapi juga generasi muda agar tertarik bertani. Ini merupakan bentuk modernisasi penanaman khususnya tanaman cabai,” katanya saat ditemui usai peluncuran program di Desa Kecapi, Kecamatan Tahunan pada Rabu (29/10/2025).

Langkah ini menurutnya juga sejalan dengan fokus pemerintah kabupaten (pemkab) Jepara saat ini yang tengah memperkuat ketahanan pangan daerah. Berdasarkan data, luas lahan pertanian di Kabupaten Jepara mencapai lebih dari 100 ribu hektare. Potensi tersebut diharapkan bisa dikelola secara berkelanjutan untuk menjaga ketersediaan pangan dan menekan inflasi.

Sementara itu, Direktur Perumda Aneka Usaha Jepara, Wike Dwi Utomo menjelaskan program Je.Farming saat ini memasuki tahap awal dengan fokus pada pengembangan budidaya cabai. 

“Kami sedang melakukan rekayasa metode tanam agar tanaman bisa beradaptasi dengan musim, seperti saat curah hujan tinggi atap UV ini tidak kami copot,” jelas Wike.

Di Desa Kecapi sendiri, lahan yang digunakan seluas 5.800 m2 yang terbagi ke dalam 17 bidang lahan. Program itu dikerjakan melalui skema kerjasama dengan pihak BUMDes Kecapi melalui skema sharing modal. Dengan pembagian 50:50.

Selain di Kecapi, proyek serupa juga dikembangkan di desa lain seperti di Desa Suwawal Barat, Suwawal Timur, Balong, dan Batealit. Dari sisi ekonomi, Jepara dinilai memiliki potensi besar karena struktur tanahnya cukup ideal untuk tanaman cabai dengan rata-rata pH tanah sekitar 6.

Dikatakan, Je.Farming menargetkan tiga segmen pasar utama untuk penjualannya nanti, yakni industri (seperti Indofood), ritel modern, serta produsen produk sambal lokal. Dengan pola tersebut, hasil panen diharapkan dapat terserap secara optimal.

“Kalau panen surplus, hasilnya akan kita salurkan ke industri. Dengan luas lahan yang direncanakan mencapai 1,5 hektare hingga akhir tahun ini, kebutuhan cabai di Jepara yang mencapai 3.000 ton per tahun masih berpotensi besar untuk dipenuhi dari dalam daerah,” ujar Wike.

Dalam hitungan produksi, lanjut Wike, satu hektare lahan akan ditanami 20 ribu tanaman cabai dengan perkiraan bisa menghasilkan sekitar 4 ton cabai merah besar. Biaya produksi yang dibutuhkan yaitu sekitar Rp360 juta per satu hektare. 

“Untuk hasilnya dalam sekali panen, kalau kita hitung dengan harga pasaran saat ini Rp50 ribu per kg kali 4 ton, sekitar Rp200 juta per satu hektarnya,” jelasnya. 

Selain cabai, program Je.Farming juga menanam komoditas jagung, yang memiliki segmen pasar besar serta cocok dengan luasan lahan kering yang mencapai 75 persen di Kabupaten Jepara. 

Baca Juga: Wiwit Targetkan 50 Persen Dapur MBG di Jepara Beroperasi Hingga Akhir Tahun 

Ke depan, ia juga berencana akan mengembangkan tanaman sayuran untuk mendukung suplai ke sejumlah SPPG di Jepara. Hal ini penting mengingat sebagian besar kebutuhan sayuran di Jepara masih bergantung dari luar daerah.

“Jepara ini sebenarnya darurat pangan. Banyak komoditas, termasuk sayur, yang masih didatangkan dari luar. Karena itu, kami ingin memperkuat ketahanan pangan dari hulu, dimulai dari petani dan lahan-lahan kita sendiri,” pungkas Wike. 

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER