BETANEWS.ID, KUDUS – Di Jalan Kyai H. Wahid Hasyim, Desa Magersari Panjunan, Kecamatan Kota Kudus, seorang pria mengenakan kaus coklat dan topi hitam terlihat sibuk menyiapkan pesanan wonton, jajanan khas Tionghoa yang terbuat dari kulit pangsit dengan isian cincangan ayam. Sore itu, pria bernama Muhammad Sultoni (23) ini tampak melayani pembeli yang datang silih berganti.
Toni sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa usaha ini sudah berjalan lebih dari setahun. Ia juga menjelaskan makanan yang terbuat dari daging ayam tersebut.
Baca Juga: Kopi Semangat Kudus Tawarkan Pengalaman Ngopi Rasa Belanda
“Wonton itu semacam cincangan daging ayam yang dibungkus dengan kulit pangsit, kemudian dikukus dan diberi chili oil sebagai pelengkapnya,” jelas Toni saat ditemui benerapa waktu lalu.
Menurutnya, cita rasa asam dan pedas pada wonton membuat jajanan ini semakin digemari, terutama oleh anak-anak muda. Namun, selain wonton, Toni juga menjual menu lainnya yang tak kalah populer, yaitu udang keju.
“Kebanyakan orang lebih mencari udang keju, tapi kadang Wonton habis duluan. Jadi, semua menu di sini laris,” bebernya.
Dengan harga Rp10.000 per porsi untuk dua menu, stand Toni semakin diminati karena rasa lezatnya yang disertai harga yang terjangkau. Setiap hari, ia bisa menghabiskan sekitar 20 porsi wonton dan 20 porsi udang keju.
Baca Juga: Kisah Paulin dan Doni, Sepasang Suami Istri yang Sukses Bisnis Zuppa Soup
Toni mengungkapkan bahwa stand miliknya yang berada tepat di sebelah Soto Mbak Yanti ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 16.30 WIB. Karena lokasinya yang dekat dengan Sekolah Dasar dan SMP Masehi, lapaknya ramai dikunjungi terutama saat jam sekolah.
“Selain itu, saya juga membuka stand di acara Car Free Day (CFD) di Alun-Alun Kudus,” tambahnya.
Penulis: Zuhaira Millatina, Mahasiswa Magang UNISNU Jepara
Editor: Haikal Rosyada