BETANEWS.ID, KUDUS – Setiap hari Ahad, kawasan Balai Jagong di Wergu Wetan, Kecamatan Kota Kudus, tampak lebih ramai dari biasanya. Di salah satu sudutnya, Kedai Mie Gacor menarik perhatian para pengunjung dengan sajian mi pedas berlevel yang menggoda lidah.
Dikelola oleh Tiara, perempuan muda asal Loram Wetan, Kedai Mi Gacor tak hanya menawarkan rasa pedas yang menantang. Mie Gacor juga dijual dengan harga yang ramah di kantong, yakni mulai dari Rp5.000 saja.
Baca Juga: Ramah di Kantong, Es Pisang Hijau di Panggang, Jepara Ini Tak Pernah Sepi Pembeli
“Awalnya saya ingin membuat sesuatu yang belum ada di Kudus. Banyak orang sekarang lebih suka makan mi daripada nasi, jadi saya coba kreasikan mi dengan berbagai rasa dan level pedas,” ujar Tiara saat ditemui beberapa waktu lalu.
Kedai Mie Gacor resmi beroperasi sejak sebelum Lebaran 2024. Pada hari-hari biasa, Senin hingga Sabtu, Tiara membuka kedainya di rumah sendiri, di Loram Wetan Gang 3, RT 05 RW 01, Pring Kuning, mulai pukul 10.30 hingga 20.00 WIB. Sedangkan pada hari Ahad, ia dan dua karyawannya buka di Balai Jagong untuk menjaring lebih banyak pelanggan.
Menu yang ditawarkan sangat variatif, mulai dari mi rasa pedas, gurih, hingga manis. Namun, varian mi level pedas tetap jadi primadona.
“Sekitar 70 persen penjualan kami itu mi level. Pembelinya paling banyak justru dari kalangan perempuan yang suka pedas,” jelasnya sambil tersenyum.
Harganya dibanderol dengan tiga pilihan. Mulai Rp5.000, Rp7.000, dan Rp10.000, tergantung ukuran porsi dan topping. Beberapa topping favorit yang ditawarkan antara lain sosis, kerupuk, bakso, dan camilan gurih lainnya.
Baca Juga: Viral Karena Rasa dan Cara Masak Unik, Sempolan Ahoy Selalu Diserbu Pembeli
Dalam sehari, Kedai Mie Gacor bisa menjual 50 hingga 100 porsi mi. Dengan harga terjangkau dan konsep mi level yang kekinian, kedai ini cepat mendapat tempat di hati pelanggan, mulai dari anak-anak TK hingga orang dewasa.
“Harapan saya ke depan, semoga Mie Gacor bisa makin berkembang, bisa buka cabang dan juga membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain,” tambahnya.
Penulis: Slamet Budiarso, Mahasiswa PPL IAIN Kudus
Editor: Ahmad Rosyidi
