BETANEWS.ID, PATI – Ribuan hektare lahan pertanian di Kabupaten Pati yang disebut terdampak aktivitas penambangan di wilayah Pegunungan Kendeng. Sebab, makin maraknya penambangan itu, mengakibatkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Juwana mengalami pendangkalan.
Kamelan, Ketua Serikat Petani Pati mengatakan, dengan kondisi aliran sungai yang mengalami pendangkalan itu, maka, ketika musim hujan, akan terjadi banjir yang dampaknya menimpa ribuan hektare lahan pertanian.
Baca Juga: Sentra Margo Laras Bakal Gelar Seleksi Calon Siswa Sekolah RakyatÂ
Untuk itu, Serikat Petani Pati mendesak agar penanganan pendangkalan Sungai Juwana bisa segera dilakukan secara tuntas. Tak hanya di hilir, penanganan diharapkan bisa ikut menyasar di kawasan hulu.
Kamelan menyebut, pendangkalan Sungai Juwana menjadi masalah yang sangat serius. Seperti dengan gagal panen yang dialami petani di sepanjang alur sungai terbesar di Kabupaten Pati tersebut.
“Jadi para petani di sepanjang sungai Juwana baik di JU 1 dan JU 2 itu selalu ada kekhawatiran akan banjir pada lahan pertaniannya saat musim penghujan,” ujarnya.
Kamelan menyebut, selain pendangkalan Sungai Juwana yang disebabkan penambangan, juga akibat penggundulan hutan.
“Air yang seharusnya meresap ke tanah, lantaran terjadi penggundulan serta penambangan, akhirnya langsung menuju ke Sungai Juwana. Padahal air itu membawa lumpur yang memperparah terjadinya pendangkalan,” ungkapnya.
Kamelan juga memperkirakan dari luasan Pegunungan Kendeng yang mencapai 12.900 hektare. Sebanyak 5 ribu hektare di antaranya kini mengalami kritis. Ditambah bermunculannya penambangan di pegunungan yang berada di kawasan Pati Selatan tersebut.
“Pendangkalan itulah yang menyebabkan Sungai Juwana tak mampu menampung air saat musim penghujan. Akhirnya terjadi banjir dan mengancam ribuan hektare lahan pertanian masyarakat,” ucapnya.
Baca Juga: Lewat Program Kartu Mandupa Pintar, Ratusan Siswa MAN 2 Pati Dibebaskan Biaya SPP
Lahan yang terancam itu, lanjut Kamelan, berada di sepanjang alur Sungai Juwana. Mulai dari kecamatan margorejo, Kayen, Gabus, Sukolilo, Jakenan dan Juwana. Bahkan ada dua kecamatan di Kabupaten Kudus yang juga rawan banjir.
“Oleh karena itu kami berharap penanganan banjir tak hanya selalu di hilir dengan pengerukan sungai saja. Namun juga harus penanganan di hulu. Baik reboisasi hutan di Pegunungan Kendeng dan Muria serta penertiban penambangan liar,” pungkasnya.
Editor: Haikal Rosyada