31 C
Kudus
Kamis, April 24, 2025

Semangat Jual Kerupuk di Usia Senja, Nasir: ‘Rezeki Sudah Ada yang Mengatur’

BETANEWS.ID, KUDUS – Saat azan asar berkumandang, Muhammad Nasir (64) segera meninggalkan lapak dagangannya di depan Cafe Seperdua Kopi, Jalan Sosrokartono, Kudus. Ia tak ragu menitipkan dagangannya kepada pedagang sebelah, lalu bergegas menuju musala untuk menunaikan salat.

Begitu kembali, seorang pembeli tampak menunggu. Dengan sigap, ia memasukkan bungkusan kerupuk ke dalam plastik, menerima uang, lalu menyimpannya ke dalam kotak. Setelah itu, ia merapikan kembali dagangan berbagai jenis kerupuk yang tertata di atas motor dengan papan kayu sebagai alas berjualan.

“Jualan kerupuk memang usaha kecil, tapi kalau tekun dan sabar hasilnya lumayan. Kalau disyukuri, ya pasti nggak merasa kekurangan,” ujar lelaki bertopi itu dengan senyum.

-Advertisement-

Baca juga: Tak Mau Jadi Karyawan, Rega Rintis Bisnis Pukis di Pinggir Jalan

Empat tahun terakhir, sejak 2018, Nasir menekuni usaha berjualan kerupuk. Sebelumnya, ia bekerja sebagai kernet bus Nusantara jurusan Kudus-Semarang. Namun, seiring bertambahnya usia, pekerjaan itu semakin berat baginya.

“Saya mengundurkan diri karena faktor umur. Tenaga sudah berkurang dan capek banget. Kalau jualan begini, kan, santai, kelilingnya juga dekat,” kata bapak dua anak itu saat ditemui beberapa waktu lalu.

Sebagai kernet, dulu ia harus berangkat sebelum subuh dan baru pulang sekitar pukul 21.00 WIB. Kini, ia mulai berjualan setelah subuh hingga pukul 16.00 WIB.

Setiap pagi, sejak pukul 3.00 WIB, ia sudah bersiap mengemasi kerupuk. Setelah subuh, ia mulai berkeliling dari Desa Gribig hingga pulang sekitar pukul 10.00 WIB. Kemudian, ia kembali berjualan di Kaliputu hingga sore, sebelum akhirnya pulang ke rumah yang berada di Desa Singocandi.

“Walaupun sudah berkeliling, biasanya tetap melayani kalau ada pembeli yang datang ke rumah. Jadi di rumah ada stok juga,” ujarnya.

Baca juga: Tak Malu Bisnis Apapun Sejak Sekolah, Ika Kini Mulai Panen Kesuksesan

Nasir tidak memproduksi sendiri kerupuk yang dijualnya. Ia menjadi distributor dari produsen di Pasuruhan. Kerupuk yang ia dagangkan beragam, mulai dari kerupuk bandung, kerupuk udang, hingga kerupuk goreng pasir. Dari semuanya, kerupuk bandung atau yang biasa disebut kerupuk kerung menjadi favorit pembeli.

“Hambatan jualannya nggak terlalu banyak. Paling-paling soal selera pembeli. Kadang ada yang kurang cocok dengan rasa satu jenis kerupuk, lalu pindah ke penjual lain,” bebernya.

Dari hasil berjualan, ia bisa mengantongi uang Rp150.000 hingga Rp200.000 per hari. Pendapatan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan modal kembali. Nasir juga tak merasa terbebani, sebab kedua anaknya sudah berkeluarga. Selain itu, anak keduanya yang masih tinggal serumah ikut membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Rezeki sudah ada yang mengatur. Saya nggak pernah khawatir, yang penting usaha dan doa jalan terus,” tegasnya.

Penulis: Nur Maisya Ayyasy, Mahasiswa Magang Unisnu Jepara

Editor: Ahmad Rosyidi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER