BETANEWS.ID, PATI – Seorang pejabat di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Pati, yang saat ini menduduki jabatan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mengaku korban pemeresan. Modusnya, yakni ada seorang wanita melakukan panggilan video dengan korban dalam kondisi telanjang.
Terkait hal itu, pejabat yang bernama Riyoso tersebut, memberikan klarifikasi secara publik. Ia yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Pati itu, mempersilakan untuk mengutip video klarifikasi perihal dirinya melakukan video call dengan wanita yang telah ramai sejumlah kalangan.
Baca Juga: ESDM Minta Pemkab Bentuk Tim Terpadu untuk Tertibkan Tambang Ilegal di Sukolilo
“Nggih cukup dari video klarifikasi saya mawon (saja) ya mas,” kata Riyoso, Rabu (16/4/2025).
Video klarifikasi berdurasi 6.50 menit itu sudah tersebar di kalangan wartawan di Pati maupun pihak lainnya.
Pada video klarifikasi tersebut, Riyoso tampak memakai sarung, peci dan baju muslim berwarna putih. Ia memulai dengan mukadimah dan mengutip ayat Alquran dari Surat An-Nur Ayat 19.
Disebutkan juga, arti dari ayat itu adalah, sesungguhnya orang-orang yang senang atas tersebarnya (berita bohong) yang sangat keji itu di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang sangat pedih di dunia dan di akhirat. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.
Selanjutnya Riyoso menyampaikan, bahwa banyak narasi yang direkayasa dan memfitnah dirinya dari video yang telah viral tentang dirinya. Dia berharap agar tidak ada lagi korban selain dirinya.
“Menanggapi video yang viral itu, saestu banyak narasi yang direkayasa, memfitnah dengan cara yang kejam, dan sengaja mirang-mirangke, memalukan saya, keluarga saya, anak, dan kelak cucu-cucu saya sampai tujuh turunan. Dan semoga tidak tidak ada korban lagi. Dan Allah menyelamatkan dan menghindarkan dari fitnah yang biadab, yang menimpa keluarga kita,” ujarnya.
Dirinya menyebut, kalau pada saat mendekati pilkada dan setelah adanya dugaan video viral mantan Bupati Pati, dirinya mengaku diancam oleh oknum, agar menghentikan video tersebut.
Pada saat itu, Riyoso saya mengaku bingung, karena dirinya disebutnya tidak tahu menahu terkait hal itu. Ia pun mengatakan ada bukti chattingan terkait hal tersebut sudah discreenshot dan tersimpan.
“Wong iku nek digolek salahe yo tetep ono. Tapi yo ojo mbok golek-golek. Nek arep ngejak bukak-bukaan, tak ladeni. Omongo Bo’s mu. Nek iseh arep mbukak salahe wong terus, yo videomu tak viralké. Sak keluargamu. Nek podo-podo ayo mandek ngurusi urusan pribadine wong. Tarung sing jentel. Video-video neng media hapus” begitu isi tangkapan layar yang ia sertakan dalam video klarifikasi.
Lebih lanjut Riyoso mengaku telah memiliki sejumlah barang bukti. Menurutnya ada seorang wanita yang sering mengirimi chattingan lewat Whatsapp. Tujuannya agar dirinya khilaf dan terpancing. Wanita itu kata dia, bernama Dewi asal Cluwak.
“Demi Allah saya ini bersumpah, saya tidak pernah ketemu apalagi janjian dan dia itu saya selalu dia mengirimi WA untuk menghubungi saya dan dengan segala cara agar saya khilaf dan terpancing,” ujarnya.
“Nomor wa dan hp tidak saya simpan dan seingat saya pengakuan di wa saya namanya Dewi orang Cluwak,” dia melanjutkan.
Riyoso menjelaskan, kejadian itu bermula saat dirinya sedang di kamar mandi atau toilet untuk buang hajat (BAB). Hanya, dirinya tidak menjelaskan detail waktunya.
Riyoso mengaku, biasanya dia memang membawa HP saat ke kamar mandi. Ketika, katanya ada panggilan video dari nomor yang tidak ia kenal. Setelah itu diangkat dan ternyata wanita telanjang.
“Kejadiannya tahu-tahu orang itu mengebel saya dan refleks saya angkat, ternyata video call dan malah telanjang,” jelasnya.
Dia lantas kaget. Ia mengaku hanya sekejap saja dan langsung mematikan panggilan video tersebut.
“Si pelaku mengajak saya WA terus menerus, dan kemudian saya sadarkan untuk bertobat, saya suruh juga bersholawat dan dijawab ‘halah”. Saya sadar, ini mesti bukan orang baik-baik, sehingga hari itu juga saya blokir, ” ucapnya.
Setelah kejadian itu, katanya ia mencoba mengecek nomor pelaku. Namun, chattingan WA dirinya dengan pelaku terhapus dan tidak bisa dihubungi lagi.
“Tentunya seingat saya membuka chattingan itu sebagai barang bukti, kalau saya dipaksa untuk bertemu dan selalu saya tolak, ” imbuhnya.
Lebih lanjut, dalam klarifikasinya, Riyoso mengakui jika sempat melihat pose telanjang wanita yang melakukan panggilan video tersebut. Namun dia langsung menutup panggilan video itu. Menurutnya ada dugaan yang merekayasa video tersebut untuk membuat aib dirinya.
“Saat saya BAB, tentunya dalam keadaan tidak bercelana. Dan saya, alhamdulillah saya tidak melakukan aktivitas seksual dalam jebakan itu. Maaf nggih, misalnya memegang megang alat vital,” lanjutnya.
Riyoso mengatakan, video dirinya yang sedang melakukan panggilan video atau video call dengan wanita itu tidak seperti narasi di media sosial beberapa hari belakangan ini. Dia mengaku video itu sengaja diviralkan untuk memeras dirinya.
“Saestu demi Allah, Wallahi, yang sebetulnya terjadi seperti itu. Tidak seperti video pihak lain, sampai, maaf ini ya, sampai melakukan onani dengan berbagai pose,” ungkapnya.
Terkait video tersebut, Riyoso menegaskan akan mengambil tindakan. Yakni, akan membawa kasus ini ke ramah hukum. Pihaknya juga telah membentuk tim khusus untuk mengusut kasus ini.
Baca Juga: Perbaikan Jalan Longsor di Jalur Kayen-Tambakromo Baru Diusulkan ke Provinsi
“Sebetulnya saya diancam, diperas sudah lama, dan akan saya laporkan dengan ke pihak kepolisian atas kejahatan sindikat ini. Dan juga akan kami bentuk tim khusus yang akan diketahui oleh Haji Mudasir SH MH untuk menuntaskan sindikat kejahatan ini, yang sudah menimpa banyak korban. Dan bahkan, di daerah lain juga sudah dihadapkan dengan persoalan hukum,” tegasnya.
Terpisah Kasi Humas Polresta Pati IPDA Hafid Amin dimintai konfirmasi terkait laporan kasus pejabat diduga menjadi korban pemerasan akan dicek lagi. “Kita cek ya mas,” jawabnya singkat.
Editor: Haikal Rosyada