BETANEWS.ID, KUDUS – Kampung Budaya Piji Wetan kembali menggelar Festival Takjil, Minggu (23/3/2024). Festival Takjil ke-4 ini akan dimeriahkan berbagai kegiatan hingga stand Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM). Festival Takjil dimulai pukul 13.00 hingga memasuki waktu berbuka puasa.
Koordinator Kampung Budaya Piji Wetan, Muchammad Zaini, menjelaskan, festival takjil sudah menjadi agenda rutin di kampung budaya setiap Ramadan. Agenda ini menjadi ajang pengingat teman-teman di KBPW dan warga untuk terus berbagi dan menebar kebaikan.
“Festival Takjil ini sebagai salah satu cara syiar Islam di kampung yang cukup unik ini,” ujar pria yang akrab disapa Jessy kepada Betanews.id melalui siaran tertulisnya, Sabtu (22/3/2025).
Baca juga: Berburu Takjil di Kampung Ramadan Taman Menara Kudus
Jesi membeberkan, warga bisa ngabuburit dengan mengunjungi pasar takjil, bazar UMKM, dan pasar murah. Bisa juga mengikuti lomba fashion show anak-anak, lomba menggambar, mewarnai, hingga karaoke islami.
Jessy mempersilakan semua warga untuk datang dan menikmati waktu menunggu berbuka puasa di Panggung Ngepringan Piji Wetan, Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.
“Masyarakat bisa menyaksikan anak-anak lomba sembari menunggu waktu berbuka dan berburu kudapan takjil di stand UMKM,” ucap Jessy.
Selain itu, pihaknya juga akan menyalurkan santuan anak yatim dan piatu dari para donatur sekaligus penganugerahan pemenang lomba.
Lewat festival takjil di Piji Wetan, masyarakat dapat saling bertegur sapa dengan warga sekitar, anak muda hingga seniman di momen Ramadan.
Menurutnya, Agenda ini juga sebagai metode penyebaran nilai-nilai islam yang ramah dan dekat dengan kehidupan warga kampung.
“Ramadan bisa menjadi salah satu momentum untuk mengangkat nilai-nilai luhur itu agar bisa semakin dikenal publik, salah satunya lewat tradisi takjil,” ungkapnya.
Baca juga: Ribuan Mukena Kudus Terjual Selama Ramadan
Bagi anak-anak, misalnya, festival takjil mempunyai banyak manfaat. Anak-anak hingga remaja dapat mengeksplorasi potensi diri lewat lomba menggambar dan mewarnai, melatih kesabaran, serta melatih berkompetisi.
Kemudian para ibu-ibu PKK dan warga desa, dapat memberdayakan UMKM atau setidaknya membantu kemandirian ekonominya.
Pada momen Ramadan ini, Jessy ingin mengingatkan salah satu falsafah Sunan Muria yang mengajarkan betapa pentingnya bersedekah.
“Festival Takjil bisa menjadi metode dakwah kami untuk mengenalkan nilai-nilai yang diajarkan Sunan Muria, yakni ajaran bersedekah atau Pager Mangkok,” terangnya.
Editor: Ahmad Muhlisin