BETANEWS.ID, KUDUS – Di tepi jalan Jalan Jenderal Sudirman, Kudus, seorang wanita paruh baya tampak sedang menyerok ikan dari ember, menimbangnya, lalu memasukkannya ke dalam plastik untuk diberikan pelanggan. Ia adalah Sumilah (59), seorang perempuan paruh baya yang menjual ikan untuk bertahan hidup.
Sumilah bukanlah orang yang asing dengan kerja keras. Sejak muda, ia telah mencoba berbagai pekerjaan demi mencukupi kebutuhannya.
“Saya dulu bekerja kasar, semua pekerjaan saya lakukan, dari ikut orang sampai usaha sendiri. Sekarang cuma fokus buat kebutuhan sehari-hari,” tuturnya.
Baca juga: Usaha Ortu Bangkrut Tempa Abduh Jadi Pebisnis Seragam Sekolah yang Sukses
Saat masih muda, ia pernah bekerja sebagai buruh tani, khususnya di bagian panen. Namun, pekerjaan itu tak bertahan lama karena ia mudah merasa bosan.
“Saya pernah ikut panen, tapi ya nggak lama. Waktu itu masih muda, jadi sebentar-sebentar sudah bosan,” kenangnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Setelah itu, ia mencoba peruntungan dengan menjadi buruh di pabrik rokok Djarum. Selama tiga tahun, ia bekerja di bagian ngelinting rokok. Namun, seperti pekerjaannya sebelumnya, ia kembali merasa jenuh dan memutuskan keluar.
“Di Djarum saya kerja tiga tahun, tapi karena masih muda, bosan lagi, terus keluar cari pekerjaan lain,” ungkap ibu tiga anak itu.
Tak ingin terus bergantung pada pekerjaan serabutan, Sumilah mencoba membuka warung sembako di rumahnya. Awalnya, usaha ini berjalan cukup baik. Namun, seiring waktu, banyak pelanggan yang berhutang dan tak membayar. Tak hanya itu, barang dagangannya juga sering dicuri.
Baca juga: Kecintaan pada Persiku Tuntun Dwi Jadi Pebisnis Jersey Beromzet Seratusan Juta Sebulan
“Banyak yang utang tapi nggak dibayar, terus ada juga yang menguntit barang. Akhirnya ya tutup, karena nggak menghasilkan lagi,” jelasnya.
Setelah menikah, Sumilah mulai berpikir ulang tentang cara mencari nafkah. Melihat potensi dalam bisnis ikan, ia mengajak suaminya untuk mencoba peruntungan di sana.
“Setelah menikah, saya ajak suami jualan ikan. Kelihatannya lumayan menguntungkan, jadi kami coba. Alhamdulillah, meskipun penjualan makin berkurang, tapi sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Penulis: Ihza Miftahul Huda, Mahasiswa Magang Unisnu Jepara
Editor: Ahmad Rosyidi