BETANEWS.ID, KUDUS – Dwi Noviyanto (29) tampak ramah menyambut setiap pelanggan yang datang ke toko Noga Apparel di Jalan HM Subchan ZE Gang 2, Desa Purwosari, Kecamatan/Kabupaten Kudus. Setiap pelanggan yang datang, terlihat diajak naik ke lantai dua untuk memilih berbagai jersey.
Setelah melayani pelanggannya, Dwi begitu ia akrab disapa, berbagi cerita kepada Betanews.id tentang usaha yang dirintis sejak 2017 itu. Dwi yang besar di lingkungan suporter Persatuan Sepak Bola Indonesia Kudus (Persiku), memiliki ide untuk membuat usaha jersey. Ia kemudian menawarkan kepada rekan-rekan suporter lain untuk membuat jersey.
“Awalnya iseng-iseng buka open PO jersey fantasy, lalu coba ditawarkan ke teman-teman. Saat itu saya jadi reseller, alhamdulillah ada yang pesan enam. Setelah jadi, teman-teman banyak yang kepengen. Kemudian buka pesanan yang kedua. Alhamdulillah tambah banyak yang pesan, ada 20 orang,” terangnya, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Sukses Jual Bakso Goreng, Imbron Ternyata Dapat Ide Jualan dari Mimpi
Melihat peluang tersebut, Dwi yang semula bekerja di perusahaan percetakan, akhirnya memutuskan berhenti. Ia memilih fokus pada usaha jersey printing yang banyak digemari oleh pecinta sepak bola dan futsal.
“Saya bekerja di percetakan sudah sembilan tahun. Tapi setelah melihat peluang ini, akhirnya saya berhenti,” ungkapnya.
Dwi menceritakan, saat bekerja di perusahaan percetakan tersebut, ia menempati posisi pekerjaan yang menurutnya enak, yakni sebagai Quality Control. Dia mengaku sudah membawahi dua divisi.
Terbilang nekat, lantaran keluar dari zona nyaman. Usaha jersey ternyata tak berjalan mulus seperti yang dibayangkan. Dwi juga menceritakan, kondisinya saat awal merintis Noga Apparel.
Baca juga: Kisah Mbah Masykur, Umur 80 Tahun Masih Semangat Jualan Es Gempol Pleret
“Dulu kaget, karena sebelumnya ada gaji bulanan, kan. Saat berhenti, ya, bergantung sama pesan. Dulu juga sempat uang di dompet hanya tinggal Rp50 ribu,” ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha miliknya sudah mulai ada pesanan rutin setiap bulannya. Meski hanya mendapatkan satu atau dua tim, hal itu membuat Dwi semangat untuk melanjutkan usaha.
