BETANEWS.ID, KUDUS – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus, Masan, menyoroti susahnya warga untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Kalaupun ada, warga harus membayar di atas Harga Ecer Tertinggi (HET).
Sebagai informasi, HET gas melon adalah Rp18 ribu di pangkalan. Tetapi banyak warga yang mengeluhkan harga gas elpiji bersubsidi di pangkalan sebesar Rp25 ribu.
Menanggapi itu, Masan mengatakan, elpiji 3 kilogram adalah gas bersubsidi, jadi peruntukannya untuk warga kurang mampu.
Baca juga: Kuota Elpiji 3 Kg Kota Kretek Tahun Ini Turun Jadi 29.520 Metrik Ton
“Oleh karena itu, pangkalan harus menjualnya sesuai HET,” ujar Masan di sela-sela peninjauan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMK Assaidiyyah, Desa/Kecamatan Mejobo, Rabu (12/2/2024).
Dia mengungkapkan, seharusnya memang sudah ada penyesuaian. Pendistribusian gas elpiji 3 kilogram juga harus tepat sasaran.
“Gas elpiji 3 kilogram memang sangat diminati oleh masyarakat. Karena subsidi sehingga harganya lebih murah,” beber Masan.
Selain itu, kata dia, gas elpiji 3 kilogram itu ukurannya kecil sehingga enak kalau ditenteng atau dibawa, tidak terlalu berat. Hal itu tentu berbeda dengan gas elpiji dengan ukuran yang lebih berat.
“Mungkin bisa jadi pertimbangan Pertamina, misalnya membuat gas elpiji nonsubsidi tetapi ukurannya lebih kecil,” sebutnya.
Baca juga: Pangkalan Kudus Jual LPG Melebihi HET, Disdag Berikan Peringatan
Masan juga mengimbau kepada pihak terkait untuk gencar menyosialisasikan bahwa gas elpiji 3 kilogram untuk warga kurang mampu. Oleh karena itu, ketika pendistribusiannya tepat sasaran pasti tidak akan ada masalah.
“Resto dan hotel jangan sampai menggunakan gas elpiji 3 kilogram. Kalau warung okelah boleh,” kata Masan.
Editor: Ahmad Muhlisin