BETANEWS.ID, KUDUS – Sepanjang 2024, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mencatat ada 557 kasus penyakit gondong yang dilaporkan oleh fasilitas kesehatan (faskes), baik dari puskesmas maupun rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kudus, Andini Aridewi, menjelaskan, penyakit gondong disebabkan oleh virus dan memiliki potensi menular tinggi, terutama pada musim seperti sekarang.
“Penyakit gondong berpotensi menular. Untuk penularannya melalui air liur, ludah, dan bersin. Untuk mengendalikan penyebaran, kami telah melakukan sosialisasi dan mengeluarkan edaran kepada faskes, termasuk memberikan informasi kepada masyarakat dan sekolah terkait upaya pencegahan,” bebernya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (14/1/2025).
Baca juga: Bahaya! 48 Ternak di Kudus Kena PMK, 4 Mati 1 Sembuh
Ia meminta masyarakat menjaga daya tahan tubuh dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Hal itu penting, karena awal penyakit gondong menyerang melalui daya tahan tubuh yang kurang sehat.
“Jika terinfeksi, sebaiknya tidak bepergian kemana-mana, memakai masker, dan rutin mencuci tangan dengan sabun,” ungkapnya.
Meski penyakit gondong belum masuk dalam 10 besar penyakit di Kudus, kelompok usia anak-anak paling rentan terinfeksi. Namun, Andini menyebut bahwa orang dewasa yang belum pernah terkena tetap berisiko terkena.
Baca juga: Sepanjang 2024 Ada 146 Kasus Baru HIV/AIDS di Kudus, 10 ODHIV Meninggal
“Salah satu upaya pencegahan adalah melalui vaksinasi, meskipun vaksinasi gondong belum menjadi program nasional seperti imunisasi dasar. Karena itu, banyak yang masih berpotensi terkena. Jika sudah terkena, kemungkinan besar tidak akan terkena lagi,” jelasnya.
Dia berharap masyarakat lebih waspada dan memperhatikan gejala penyakit gondong untuk mencegah penularan yang lebih lanjut. “Kami terus berupaya meningkatkan edukasi terkait pencegahan dan penanganan penyakit ini demi menjaga kesehatan masyarakat Kudus,” imbuhnya.
Editor: Ahmad Muhlisin