BETANEWS.ID, KUDUS – Ketua Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak (JPPA) Kabupaten Kudus, Noor Haniah, menyampaikan, sepanjang 2024 ada 29 anak mengalami kekerasan, baik berupa fisik, mental, dan seksual.
“Kasus kekerasan pada anak di Kudus didominasi oleh pelecehan seksual. Total ada 7 anak perempuan di Kudus sepanjang 2024 mengalami kekearasan seksual,” ujar Haniah kepada Betanews.id melalui sambungan telepon, Rabu (8/1/2025).
Dia mengungkapkan, anak yang jadi korban kekerasan seksual tersebut masih usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mereka rata-rata kenal dengan pelaku melalui media sosial (medsos).
Baca juga: JPPA Kudus Prihatin Kasus Kekerasan Seksual Kini Sudah Terjadi di SD
“Awalnya kenal di medsos kemudian akrab dan dirayu untuk kirim foto bugil. Setelah itu, korban diajak bertemu. Kalau tidak mau fotonya akan disebar,” bebernya.
Sehingga, lanjutnya, korban pun menuruti permintaan pelaku. Dengan ancaman serupa, pelaku menggagahi atau memperkosa korban.
“Karena terpaksa dan takut fotonya disebar, korban pun menuruti permintaan pelaku,” ungkapnya.
Saat ini, kata dia, para korban dalam pendampingan JPPA karena mengalami trauma.
Baca juga: Kades di Kudus Diduga Perkosa Anaknya Selama 11 Tahun
“Kita lakukan pendampingan. Kita berikan trauma healing agar korban tak lagi trauma,” ucapnya.
Dia pun mengimbau, kepada para orang tua agar lebih memperhatikan putra-putrinya dalam bergaul dan penggunaan medsos. Pasalnya, korban kekerasan seksual di Kudus kebanyakan mengaku kurang diperhatikan oleh orang tuanya.
Editor: Ahmad Muhlisin
