BETANEWS.ID, KUDUS – Musim penghujan kerap menimbulkan ancaman bagi masyarakat Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Desa yang berada di ujung selatan Kota Kretek tersebut menjadi langganan banjir bandang saat musim penghujan.
Banjir bandang yang berasal dari daerah aliran sungai (DAS) pegunungan kendeng itu sering kali menghantui warga sekitar. Tak hanya air, banjir bandang itu juga membawa material lain seperti lumpur dan bebatuan.
Baca Juga: Alat Pengelolaan Sampah di TPA Tanjungrejo Banyak yang Tak Berfungsi
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, Kepala Desa Wonosoco, Setyo Budi, mengaku, saat ini pihaknya sudah melakukan kesiapsiagaan kebencanaan di desanya. Adapun yang sudah dilakukan berupa sosialisasi pemahaman terkait bahaya banjir bandang dan pembersihan selokan di wilayahnya.
“Kami memberikan pemahaman kepada Linmas desa, BPD, RT/RW, dan tokoh masyarakat tentang langkah antisipasi banjir bandang. Sosialisasi ini mencakup pemahaman cuaca, seperti mengenali awan tebal sebagai tanda awal kewaspadaan, serta menghindari aktivitas di sungai saat cuaca mendung,” kata Budi saat ditemui, Rabu (1/1/2025).
Ia menjelaskan, banjir bandang sering kali terjadi secara mendadak akibat kiriman dari Pegunungan Kendeng, terutama dari wilayah pegunungan kendeng utara. Aliran air dari pegunungan tersebut mengalir melalui sungai-sungai di Desa Wonosoco, sehingga masyarakat diminta untuk waspada.
Pemdes Wonosoco bersama masyarakat berkolaborasi dengan Kencana Undaan serta BPBD Kudus, telah melaksanakan kegiatan kerja bakti, termasuk check dam.
“Kemudian lainnya terkait pembersihan selokan, pembersihan sampah di sungai. Jadi harus ada kepedulian bagi masing-masing lingkungan RT,” ungkapnya.
Menurutnya, kawasan Wonosoco saat ini masih relatif terjaga karena masyarakat setempat dapat dihimbau untuk kepedulian terhadap kelestarian hutan. Masalahnya, lanjut Budi, masih banyak areal pegunungan yang gundul, terutama gunung diatas Desa Wonosoco.
“Kita berharap besar bagaimana hutan ini bisa tumbuh dengan baik, agar bisa menaungi seperti dulu, untuk pencegahan kaitannya dengan banjir tersebut,” jelasnya.
Selain kesiapsiagaan, langkah antisipasi seperti penyediaan dua unit alat penyemprot lumpur juga sudah disiapkan sejak 2022. Menurutnya, alat tersebut sebagai alat pembersih lumpur pasca bencana banjir bandang.
Baca Juga: TPA Tanjungrejo Kudus Overload, Tiap Hari Terima 175 Ton Sampah
“Alat ini sangat penting karena kami tidak perlu terus-menerus meminjam dari BPBD, yang tentunya juga dibutuhkan desa lain, apabila terjadi bencana. Alat ini telah digunakan dua kali untuk menangani banjir bandang sebelumnya,” ujarnya.
Ia berharap, dengan berbagai upaya yang dilakukan, Wonosoco dapat menghadapi musim penghujan dengan lebih siap dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. “Kami terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan, agar saat terjadi bencana masyarakat dapat lebih tanggap,” imbuhnya.
Editor: Haikal Rosyada