BETANEWS.ID, KUDUS – Ribuan petani terlihat sumringah ketika bantuan stimulan puso akhirnya cair. Salah satu yang merasa senang mendapat bantuan puso gagal panen akibat banjir itu adalah Kasari.
Petani asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus itu mengungkapkan rasa syukurnya setelah bantuan puso yang telah dinantikan hampir dua tahun akhirnya cair. Bantuan ini diberikan sebagai kompensasi atas kerugian yang dialami petani akibat gagal panen akibat banjir pada 2023 lalu.
Baca Juga: Seratusan Warga Juwana Diduga Keracunan Massal Usai Makan di Hajatan
Ia menjelaskan, pihaknya mengajukan bantuan lahan seluas satu hektar sekitar mei 2023. Proses pencairan bantuan tersebut, menurutnya, memakan waktu yang cukup lama. Namun setelah cair, kini ia merasa lega.
“Prosesnya sudah lama, hampir dua tahun. Tapi alhamdulillah, akhirnya bantuan ini bisa cair. Insyaallah dengan bantuan ini kita bisa memanfaatkannya untuk membeli pupuk dan obat-obatan, sehingga kelanjutan usaha tani kami lebih lancar,” ungkap Kasari dengan penuh syukur, Selasa (24/12/2024).
Kasari berharap bantuan ini tidak hanya bermanfaat untuk dirinya, tetapi juga untuk mendukung keberlanjutan pertanian di wilayah Sidomulyo yang sering terdampak banjir.
“Terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu suksesnya bantuan puso untuk petani,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Kudus, Syarif Hidayah menambahkan, bantuan stimulan puso itu merupakan bantuan dari pemerintah pusat melalui BNPB sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) Nomor 1 Tahun 2024.
Dimana persyaratan penerima bantuan adalah pemilik atau penggarap sawah yang mengalami gagal panen akibat banjir 2023, dengan tanaman yang terendam banjir minimal 30 hari. Sedangkan untuk bantuan tersebut satu hektarnya mendapat Rp8 juta.
“Jadi mulai hari ini kita menyusuri desa-desa untuk penyaluran bantuan stimulan puso. Di tahap kedua ini ada 5.028 petani yang menerima bantuan, sedangkan di tahap pertama kemarin ada 422 petani,” bebernya.
“Untuk bantuan ini diperuntukan untuk lahan yang terimbas banjir dengan garapan tanaman pangan, dalam hal ini padi. Sehingga di luar tanaman padi itu tidak dapat,” ungkapnya.
Baca Juga: Jelang Nataru 2025, Sel Rutan Kudus Digeledah dan Napi Dites Urine
Adanya bantuan itu, lanjutnya, dapat meringankan beban petani yang pernah mengalami gagal panen akibat banjir 2023 lalu. Sehingga bantuan tersebut dapat bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian para petani.
“Untuk penggunaannya diharuskan untuk keperluan produksi pertanian dan tidak untuk keperluan lainnya. Misalnya, untuk membayar tenaga tandur dan keperluan pembelian bibit, alat pertanian dan lain sebagainya,” terangnya.
Editor: Haikal Rosyada