BETANEWS.ID, KUDUS – Siang itu, di Jalan Gor Wergu Wetan, Kudus, tapatnya di samping pertigaan GOR Wergu, tampak kedai kue gandos milik Solihin (28) dipadati pelanggan. Dengan cekatan, pria asal Pemalang itu sibuk menuangkan adonan ke dalam cetakan, meratakannya, lalu menutupnya selama tiga menit hingga matang. Setelah kue siap, ia menaburi gula di atasnya sebelum menyajikannya kepada pelanggan.
Solihin menjelaskan, kue gandos tersebut telah menjadi usaha keluarga sejak 1988, dimulai oleh sang ayah dan kemudian diteruskan oleh kakaknya. Kini, Solihin menjadi generasi ketiga yang melanjutkan tradisi kuliner itu.
āAwal mula jualan gandos dari bapak saya mulai tahun 1988. Lalu saya mengikuti, saya generasi ketiga setelah kakak saya,ā ceritanya.
Baca juga: Tahu Bakso Daging Kerbau di Loram Kulon Kudus Ini Sehari Laku Ratusan Biji
Kue gandos Solihin dibuat dari bahan sederhana seperti perasan kelapa asli, parutan kelapa, tepung beras, garam, dan gula. Menurutnya, kunci utama rasa gurih yang khas terletak pada takaran kelapa.
āBiar gurih, caranya banyakin kelapanya saja,ā jelas Solihin sambil tersenyum.
Kue gandos dagangannya itu dibanderol dengan harga sangat terjangkau, mulai dari Rp500 hingga Rp1.000 per biji. Perbedaan harga terletak pada ukuran dan takaran adonan.
āKalau Rp500, adonan cuma setengah, tapi kalau Rp1.000 adonannya penuh,ā katanya sambil menunjukan takaran.
Baca juga: Susah Cari Kerja, Bima Nekat Rintis Jualan Takoyaki yang Kini Laris Manis
Setiap harinya, Solihin memproduksi sekitar dua hingga empat kilogram adonan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Menariknya, permintaan kue gandos justru meningkat saat musim hujan.
āBiasanya saya buka mulai pukul 06.00 WIB hingga 11.00 WIB. Kalau cuaca hujan, pembeli semakin bertambah. Walaupun jalanan sepi, tapi banyak yang datang,ā bebernya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Penulis: Fiska Aditia, Mahsiswa Magang PBSI UMK
Editor: Ahmad Muhlisin