31 C
Kudus
Kamis, Desember 5, 2024

Siswa SMA PGRI 2 Kayen Sulap Tongkol Jagung jadi Pembungkus Buah Segar Anti-Serangga

BETANEWS.ID, PATI – Lagi-lagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI 2 Kayen, Pati berhasil membuat inovasi yang keren. Yakni, pembungkus buah segar anti-serangga dari tongkol jagung dan serai.

Bahkan, inovasi itu mengantarkan mereka meraih silver medal dalam International Science and Invention Fair (ISIF) pada 5 November lalu. Prestasi itu diraih oleh Rulita Maharai, Naela Yumma Pratiwi, Dea Ayu Wilujeng Puspita Sari, dan Gudmaniati.

Baca Juga: Disdagperin Minta PKL di Jalan Tembus Alun-alun Pati untuk Pindah

-Advertisement-

Rulita, salah seorang siswa menyebut, inovasi itu muncul karena mereka melihat banyak buah yang tak begitu segar yang dikonsumsi masyarakat.

Selain itu, mereka juga mendapati banyaknya tongkol jagung di Kecamatan Kayen. Terutama setelah panen raya jagung. Namun saat ini tongkol jagung itu banyak dibuang begitu saja.

“Para pengepul buah awalnya banyak yang bilang terkendala saat melakukan jual beli buah segar. Yakni saat proses distribusi buah menjadi mudah layu, hingga membusuk. Dari situlah terfikirkan bagaimana membuat pengemasan buah agar lebih tahan dari pembusukan sehingga saat dikonsumsi tetap segar, aman, dan ekonomis,” ujarnya.

Setelah melakukan serangkaian penelitian, mereka akhirnya mendapati, jika tongkol jagung bisa dimanfaatkan sebagai kertas nano karbon untuk pembungkus buah segar sekaligus anti serangga.

“Cara membuatnya pun mudah. Tongkol jagung yang telah dicuci kemudian dikarbonisasi dalam oven dan digiling hingga diperoleh serbuk karbon. Serbuk itu kemudian diayak dan diaktivasi menggunakan HCL. Barulah kembali dikeringkan menggunakan oven,” ungkapnya.

Untuk anti-serangganya, mereka membuat dari ekstrak serai. Dimana serai dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan selama 24 jam. Setelah itu direndam dengan larutan methanol dan dimaserasi selama 3 hari baru kemudian disaring dan disuling.

“Terakhir membuat kertas karbonnya. Dari bubur kertas bekas kemudian dicampurkan serbuk karbon dan ekstrak serai. Setelah itu kemudian dicetak sesuai keinginan dan dibiarkan kering selama 3 hari,” imbuhnya.

Sementara itu, Suprihatin, guru pembimbing sains SMA PGRI 2 Kayen menyebut, hasil temuan itu bahkan telah dilakukan uji laboratorium di Solo. Dia menyebut produk tersebut memiliki kadar abu, kadar karbon dan kadar air yang sesuai dengan standard nasional Indonesia (SNI) 06-3730-1995.

“Sampel diujicobakan dengan menggunakan buah anggur dimana harganya mahal tapi tingkat kebusukannya cepat. Hasilnya dengan kertas nanokarbon ini bisa tahan pengiriman distribusi hingga dua minggu,” sebutnya.

Selain itu, dia menyebut pembungkus karya siswanya ini lebih unggul karena aktivasi karbon tongkol jagung itu mampu menyerap uap air dari buah sehingga menghambat proses pembusukan.

“Ekstrak serai sendiri penting untuk anti serangga,” imbuhnya.

Baca Juga: Tiba-tiba Jalan Tembus Alun-alun Pati Dipenuhi Puluhan PKL

Sementara itu Fitri Maria Ulfah, Kepala SMA PGRI 2 Kayen mengaku bersyukur penelitian siswanya mampu mendapatkan silver medal meski harus bersaing dengan 973 projek dari 24 negara.

“Lebih dari itu kami bersyukur jika hasil penelitian ini memiliki nilai manfaat bagi masyarakat secara luas. Semoga bisa menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dunia pendidikan,” pungkasnya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
148,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER