BETANEWS.ID, KUDUS – RSUD dr Loekmono Hadi bersama SSR Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kabupaten Kudus mengumumkan kesuksesan pengobatan TBC dengan regimen Bedaquiline, Pretomanid, Linezolid, dan Moxifloxacin (BPaLM).
Regimen tersebut telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak Desember 2022 lalu. Dengan durasi pengobatan yang lebih singkat, hanya 6 bulan, hasilnya telah terbukti efektif, mencapai angka keberhasilan 97,3 persen.
Satu di antara pasien yang berhasil sembuh adalah Nur Ali Zuhdi, pasien TB RO pertama di Kudus yang menyelesaikan pengobatan BPaLM.
Baca juga: Gunakan BPaLM, Pasien TBC di Kudus Bisa Sembuh Lebih Cepat
Setelah menerima sertifikat kesembuhannya, Nur Ali menyampaikan terima kasih kepada keluarga yang selalu mendukung kesembuhannya. Ia juga mengucap banyak terima kasih kepada tim medis RSUD dr Loekmono Hadi, dan pendamping dari MSI yang juga memberikan dukungan selama proses pengobatan.
“Keluarga adalah sumber dukungan utama saya. Pelayanan dari rumah sakit dan pendamping dari MSI juga sangat membantu saya melalui masa pengobatan,” ujarnya.
Dia juga berpesan kepada para pejuang TBC lainnya untuk mematuhi seluruh proses pengobatan agar segera sembuh. Menurutnya, enam bulan bukanlah waktu yang lama jika dijalani dengan semangat dan kesabaran.
Programmer TB RO di RSUD dr Loekmono Hadi, Ahmad Falih, menjelaskan, BPaLM merupakan terobosan baru dalam pengobatan TB resistan obat (TB RO). Durasi pengobatan hanya enam bulan, dengan empat rejimen obat.
Baca juga: Pasien TBC di Kudus Dapat Bantuan Rp600 Ribu Tiap Bulan Selama Dua Tahun
“Pasien mengonsumsi paling sedikit tiga hingga tujuh tablet per hari, jauh lebih sedikit dibandingkan pengobatan sebelumnya yang membutuhkan hingga 20 tablet. Selain itu, durasinya mencapai 18 bulan,” jelasnya, Rabu (2/10/2024).
Tercatat hingga 2 Oktober 2024, sudah ada 21 pasien TB RO yang menjalani pengobatan BPaLM di RSUD dr Loekmono Hadi. Dari jumlah tersebut, empat pasien telah dinyatakan sembuh.
Editor: Ahmad Muhlisin