BETANEWS.ID, KUDUS – RSUD dr Loekmono Hadi bersama SSR Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kabupaten Kudus mengumumkan kesuksesan pengobatan TBC dengan regimen Bedaquiline, Pretomanid, Linezolid, dan Moxifloxacin (BPaLM).
Regimen tersebut telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak Desember 2022 lalu. Dengan durasi pengobatan yang lebih singkat, hanya 6 bulan, hasilnya telah terbukti efektif, mencapai angka keberhasilan 97,3 persen.
Programmer TB RO di RSUD dr Loekmono Hadi, Ahmad Falih, menjelaskan, BPaLM merupakan terobosan baru dalam pengobatan TB resistan obat (TB RO). Durasi pengobatan hanya enam bulan, dengan empat rejimen obat.
Baca juga: Inilah 5 Desa dengan Kasus TBC Tertinggi di Kudus
“Pasien mengonsumsi paling sedikit tiga hingga tujuh tablet per hari, jauh lebih sedikit dibandingkan pengobatan sebelumnya yang membutuhkan hingga 20 tablet. Selain itu, durasinya mencapai 18 bulan,” jelasnya, Rabu (2/10/2024).
Tercatat hingga 2 Oktober 2024, sudah ada 21 pasien TB RO yang menjalani pengobatan BPaLM di RSUD dr Loekmono Hadi. Dari jumlah tersebut, empat pasien telah dinyatakan sembuh.
Baca juga: Desa Gondangmanis Bentuk Satgas Percepatan Penanggulangan TBC
Staf Program MSI Kudus, Abdul Ghofur, menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pemerintah dalam upaya eliminasi TBC. Dengan keberhasilan itu, pihaknya berharap pasien lain semakin termotivasi menjalani pengobatan, sehingga eliminasi TBC di Kabupaten Kudus bisa tercapai sebelum 2030.
“MSI berkomitmen penuh menjadi support system bagi pasien TBC RO. Kami sangat senang dengan keberhasilan regimen BPaLM yang mempercepat waktu kesembuhan, dari yang biasanya 2 tahun menjadi hanya 6 bulan,” tambahnya.
Editor: Ahmad Muhlisin