31 C
Kudus
Sabtu, September 14, 2024

Miris, Ribuan Warga Kudus Masuk Miskin Ekstrem, Hidup dengan Rp10.739 Sehari

BETANEWS.ID, KUDUS – Angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Kudus trennya mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Meski begitu, jumlahnya masih ada ribuan jiwa.

Plt Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kudus, Sulistyowati, mengungkapkan, dalam tiga tahun terakhir angka kemiskinan ekstrem di Kota Kretek memang terus turun. Pada 2022 jumlahnya satu persen atau setara 8.840 jiwa yang masuk kategori miskin ekstrem.

“Di 2023 warga Kudus yang masuk kategori miskin ekstrem turun menjadi 0,63 persen. Jumlah tersebut setara dengan 5.640 jiwa,” ujar Sulis di ruang kerjanya, belum lama ini.

-Advertisement-

Baca juga: Pemkab Kudus Berkomitmen Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem

Pada 2024, lanjut Sulis, angka kemiskinan ekstrem juga mengalami penurunan, dari yang tadinya 0,63 persen menjadi 0,43 persen.

“Meski turun menjadi 0,43 persen, tapi jumlah warga Kudus yang masuk kategori miskin esktrem masih cukup banyak, yakni 3.910 jiwa,” bebernya.

Sulis mengungkapkan, data angka kemiskinan tersebut dari Pemerintah Pusat yang hasilnya didapatkan melalui survei. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Kudus menindaklanjutinya dengan melakukan validasi data tersebut ke lapangan.

“Verifikasi dan validasi terus dilakukan, dan belum selesai. Hal itu dilakukan agar intervensi dan penanganan dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstem di Kudus nantinya tepat sasaran,” ungkapnya.

Sebagai informasi, istilah kemiskinan ekstrem dimunculkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghitung angka kemiskinan di dunia berdasarkan peritas daya beli (Purchasing Power Parity atau PPP). Sementara berdasarkan Bank Dunia, penduduk miskin ekstrem adalah mereka yang memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tidak lebih dari USD 1,9 PPP (Purchasing Power Parity).

Baca juga: Puluhan Ribu Warga Miskin Ekstrem di Kudus Dapat Bantuan Beras 10 Kilogram

Nominal peritas daya beli yang kurs dollar tersebut kemudian dikonversi ke mata uang masing-masing negara. Namun, karena ini terkait kemiskinan ekstrem, maka yang dikonversi bukan kurs mata uangnya tapi daya belinya untuk bahan pokok.

Maksudnya, jika uang 1,9 dollar itu di Amerika misal dapat beras satu kilogram, maka konversinya harga beras satu kilogram di Indonesia. Sehingga, di Indonesia ketemulah nominal Rp10.739 per hari atau Rp322.170 per bulan.

Jadi, penduduk Indonesia yang memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari kurang dari Rp10.739 masuk kategori miskin ekstrem.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
144,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER