BETANEWS.ID, KUDUS – Terjadi huru-hara di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus. Puluhan orang tampak melawan petugas polisi dengan melempari kembang api serta membakar ban bekas. Pihak kepolisian sempat kewalahan menghadapi massa yang anarkis. Anjing pelacak dan tim mediator tak berkutik menghentikan mereka.
Bahkan, petugas sampai menembakkan air mata untuk membubarkan massa. Untungnya, keberingasan massa pun akhirnya bisa diredam dan mereka membubarkan diri.
Kerusuhan tersebut bukanlah sungguhan, melainkan peragaan Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) oleh Polres Kudus jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024).
Baca juga: H Masan Dorong Pemkab Kudus Prioritaskan Peningkatan Ekonomi dan Kualitas SDM di 2025
Kapolres Kudus, AKBP Ronni Bonic, mengatakan, pihaknya akan menyiapkan sekira 700 personel untuk pengamanan Pilkada Kudus 2024. Jumlah tersebut merupakan 2/3 dari total jumlah personel di Polres Kudus.
“Nantinya kami juga dibantu dari personel TNI, serta stakeholder yang lainnya,” beber Bonic, Selasa (20/8/2024).
Disinggung terkait Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang rawan, Bonic menyampaikan, berkaca pada Pemilu 2024, di Kabupaten Kudus memang terdapat TPS rawan. Kualifikasinya adalah sangat rawan, rawan, dan kurang rawan.
“Nah, di Kudus ini memang hampir semuanya rawan. Rata-rata kebanyakan rawan. Oleh karenanya ada standar pengamanan,” jelasnya.
Baca juga: Pemkab Kudus Buka 50 Formasi CPNS, Satu Tempat Khusus Warga Disabilitas
Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Muhamad Hasan Chabibie, sangat mengapresiasi upaya Polres Kudus dan TNI dalam pengamanan Pilkada 2024. Kegiatan Sispamkota ini sebagai garansi kesiapan petugas untuk pengamanan tersebut.
“Kita juga ada pengalaman sukses pengamanan ketika Pemilu 2024 lalu. InsyaAllah dengan pengalaman tersebut dan simulasi kali ini, semoga Pilkada pada 27 November 2024 berjalan dengan baik, aman dan tertib,” harapnya.
Editor: Ahmad Muhlisin