BETANEWS.ID, KUDUS – Pakar lingkungan, Edy Triyanto menyatakan air minum di Kudus masih banyak yang tercemar. Pernyataan tersebut disampaikan Edy dalam diskusi terbatas bertajuk “Krisis Air Bersih – Pelibatan Negara dan Masyarakat dalam Pengelolaan Air di Kabupaten Kudus. Acara tersebut diselenggarakan pada Sabtu (22/6/2024), di kantor Beta Media, Salam Residence, Dersalam, Bae, Kudus.
Menurut data yang disampaikan oleh Edy, 98 persen air di Kudus sudah masuk dalam kategori layak, namun hanya 23 persen yang dikategorikan aman. Sementara itu, air minum perpipaan baru mencakup 35 persen dari total kebutuhan air minum masyarakat Kudus.
“Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat (di Kudus) yang mengonsumsi air yang tercemar,” ujar Edy yang hadir sebagai narasumber dalam acara diskusi tersebut.
Baca juga: Forum Kalen dan Beta Media Telisik Persoalan Krisis Air dan Sanitasi di Kudus
Acara diskusi ini diselenggarakan oleh Forum Kamis Legen (Kalen) bersama dengan Beta Media. Selain menghadirkan Edy sebagai narasumber, hadir pula mantan Direktur PDAM Tirta Muria, Hasan Aoni Aziz sebagai moderator. Acara diskusi dihadiri sejumlah anggota Forum Kalen, perwakilan dari PDAM Tirta Muria, perwakilan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus, Kepala Desa Berugenjang, Kiswo, dan lainnya.
Air Tercemar Bisa Akibatkan Stunting
Menurut Edy, krisis air bersih dan sanitasi di Kudus tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup tetapi juga kesehatan masyarakat, terutama anak-anak. Salah satu dampak yang paling memprihatinkan adalah stunting. Edy menyebut, 15 persen kasus stunting disebabkan oleh diare pada anak, yang sering kali terkait dengan kualitas air minum dan sanitasi yang buruk.