31 C
Kudus
Sabtu, Mei 17, 2025

Selama Dua Tahun, Pasien TBC di Kudus Dapat Bantuan Rp600 Ribu Per Bulan

BETANEWS.ID, KUDUS – Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara Global, Tuberculosis (TBC), Indonesia ditetapkan sebagai negara dengan kasus TBC tertinggi kedua di dunia. Sementera di Kudus, kasus TBC juga terus mengalami peningkatan. Untuk mengatasi hal ini, para penderita mendapatkan bantuan pengobatan gratis dan insentif.

Hal itu diungkapkan oleh Abdul Ghofur, Staf Program SSR Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kabupaten Kudus, Senin (24/6/2024). Ghofur menjelaskan, pasien TBC dibagi menjadi dua kategori, yakni sensitif obat (SO) dan resisten obat (RO). Pasien SO menjalani pengobatan selama enam bulan, sedangkan pasien RO membutuhkan pengobatan selama dua tahun.

Selain mendapatkan pengobatan gratis, pasien RO juga menerima bantuan sebesar Rp600 ribu per bulan. Bantuan tersebut disalurkan oleh The Global Fund melalui MSI.

-Advertisement-

Baca juga: Kasus TBC di Kudus Terus Meningkat, Setahun Capai 400 Orang

“Bantuan Rp600 ribu per bulan diberikan kepada pasien TBC RO yang terkonfirmasi melalui pemeriksaan dahak. Penyaluran bantuan dilakukan melalui rekening bank dan pasien akan didampingi oleh komunitas MSI hingga mendapatkan bantuan tersebut,” ujar Ghofur, saat berkunjung ke kantor Beta Media, di Salam Residence, Kudus.

Lebih lanjut dia menjelaskan, resistensi obat terjadi ketika mikroorganisme penyebab penyakit, di antaranya bakteri dan virus mengalami perubahan. Selain itu, bakteri dan virus tidak lagi dapat dibunuh oleh obat yang biasa digunakan. Hal ini membuat penyakit infeksi semakin sulit diobati, penularannya meningkat, dan angka kematian pun bertambah.

“Jika pasien SO putus obat, bakteri yang tidak mempan terhadap obat dapat berkembang menjadi RO. Pasien yang tertular dari penderita RO langsung akan menjadi RO karena bakteri yang ditularkan sudah mengalami resistensi. Saat ini di Kudus, terdapat sekitar 70 pasien TBC RO,” bebernya.

MSI Jemput Bola ke Pasian TBC

Pemeriksaan TBC, katanya, dapat dilakukan di puskesmas secara gratis, termasuk obat-obatannya. Selain itu, dari komunitas MSI Kudus juga bersedia mendampingi. Bahkan, Ghofur menyatakan, anggota MSI bersedia mendatangi rumah pasien untuk mengambil sampel dahak untuk dilakukan pemeriksaan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER