BETANEWS.ID, KUDUS – Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk revitalisasi pasar tradisional di Kabupaten Kudus masih dalam tahap perencanaan. Rencananya, pengerjaan fisik akan mulai pada Agustus 2024.
Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Pasar, Dinas Perdagangan (Disdag) Kudus, Albertus Harys Yunanto, mengatakan, perencanaan revitasilasi pasar tradisional memang agak molor dan saat ini sudah mau rampung.
“Ketika perencanaan rampung, akan segera kita lakukan lelang pekerjaan fisik. Kemungkinan mulai pengerjaan Agustus 2024 dan ditarget Oktober sudah selesai,” ujar Harys saat ditemui di Pasar Barang Bekas (Babe) Kudus, belum lama ini.
Baca juga: Pemkab Kudus Akan Beri Pelatihan Petani dan Peternak Pakai Dana Cukai
Harys mengungkapkan, tahun ini ada tujuh pasar tradisional yang akan direvitalisasi, yaitu Pasar Bitingan, Pasar Kliwon, Pasar Kalirejo, Pasar Ngembalrejo, Pasar Mijen, Pasar Wates, dan Pasar Jember.
“Revitalisasi tujuh pasar tradisional tersebut menelan anggaran kurang lebih Rp5,5 miliar. Anggaran tersebut bersumber dari DBHCHT,” bebernya.
Harys pun kemudian merinci masing-masing infrastruktur pasar tradisional yang akan direvitalisasi. Untuk Pasar Bitingan, Jember dan, Mijen adalah perbaikan atap.
“Perbaikan atap ini memang perlu dilakukan. Sebab, atap pasar di Kudus sudah lama tak diperbaiki dan banyak yang bocor. Terutama Pasar Jember,” ungkapnya.
Untuk Pasar Kliwon, kata dia, yang diperbaiki adalah saluran airnya. Sementara Pasar Kalirejo dan Wates yang akan diperbaiki adalah bagian los.
“Khusus Pasar Wates, ada beberapa los yang sering kebanjiran. Dan, itu akan segera kita perbaiki,” terangnya.
Baca juga: Pemkab Kudus Alokasikan Rp12,4 M Dana Cukai untuk Tambah Ratusan LPJU
Dia pun berharap, revitalisasi ini akan menjadikan sarana dan prasarana pasar tradisional di Kudus semakin baik. Sehingga, pedagang maupun pengunjung nyaman melakukan aktivitas di pasar.
“Selain tujuh pasar tersebut ada satu pasar lagi yang akan direvitalisasi, yakni Pasar Baru. Pasar Baru Kudus akan ada penambahan los dengan anggaran kurang lebih Rp200 juta, tapi bukan dari DBHCHT melainkan dari APBD,” ungkap Harys.
Editor: Ahmad Muhlisin

 
                                    