31 C
Kudus
Senin, Oktober 27, 2025

Tercemar Air Asin, 1.032 Hektare Lahan Padi di Jepara Terancam Gagal Panen 

BETANEWS.ID, JEPARA – 1.032 hektare lahan tanaman padi di Kabupaten Jepara terancam mengalami gagal panen akibat tercemar air asin atau air laut yang mengalir ke Bendungan Bongpes. 

Sebab saat ini, karet bendungan yang berada di Desa Gerdu, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara itu rusak. Fungsi bendungan itu salah satunya untuk mencegah intrusi atau menahan air laut agar tidak masuk ke area lahan pertanian warga. 

Baca Juga: Gurihnya Keripik Singkong Buatan Ibu-ibu Jepara, Bisa Produksi 100kg Sehari

-Advertisement-

Saifudin (42), Salah satu petani terdampak di Desa Sidigede, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara bercerita masuknya air asin ke lahan pertanian warga di desanya terjadi sekitar 20 hari yang lalu. 

Saat itu, ia bersama beberapa petani lainnya berusaha membendung air laut agar tidak masuk ke area lahan pertanian yang sudah ditanami padi dan jagung.  

“Lahannya kita biarkan kering, supaya tidak kena air asin. Tapi dampaknya jadi banyak rumput,” katanya saat ditemui di area lahan sawah Desa Sidigede, pada Senin (27/10/2025).  

Sebab apabila terkena air laut, Saifudin mengatakan tanaman padi akan tumbuh kerdil hingga gagal tumbuh atau mati. 

“Tapi alhamdulillah sekarang sudah tidak, karena ada hujan,” ujar Saifudin. 

Namun, ia berharap kerusakan itu bisa segera diperbaiki. Sehingga air Sungai SWD II dari Bendungan Bongpes bisa digunakan kembali untuk mengaliri lahan pertanian milik petani. 

Terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Anisah Salmah menjelaskan kerusakan pada karet Bendungan Bongpes sebenarnya sudah terjadi sekitar tahun 2024. 

Pada saat itu, kerusakan masih bisa ditangani dengan cara ditambal. Namun, saat ini kerusakan pada karet bendungan sudah semakin parah sehingga sudah tidak bisa digunakan kembali. 

“Bocornya itu sebenernya sudah lama, sekitar tahun 2024 atau mungkin sebelumnya. Sudah ditangani dengan ditambal, tapi kondisinya sekarang sobek berat dan sudah tidak bisa ditambal sehingga air laut masuk ke lahan pertanian petani,” jelasnya saat ditemui di Kantor DKPP Kabupaten Jepara. 

Sedangkan untuk tahun ini, dari laporan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) kebocoran karet bendungan yang mengakibatkan lahan warga tercemar air asin sudah terjadi sekitar Bulan September 2025. 

Kebocoran karet itu, saat ini berdampak ke lahan pertanian di empat kecamatan. Yaitu Kecamatan Kalinyamatan seluas 596 hektare, Kecamatan Welahan 298 hektare, Kecamatan Pecangaan 98 hektare, dan Kecamatan Kedung 40 hektare. 

“Totalnya ada 1.032 hektare. Dampaknya tanaman padi yang sudah ada (bisa) terancam gagal panen atau puso,” sebutnya. 

Untuk mengatasi kebocoran, Annisa mengatakan sudah melaporkan hal itu kepada Dirjen Tanaman Pangan, Direktorat Hilirisasi Hasil Tanaman Pangan (HHTP), Kementerian Pertanian. 

Baca Juga: DPRD Jepara Soroti Lemahnya Pendataan dan Sinkronisasi Data TKA 

Dari pihak Dirjen Tanaman Pangan kemudian berkoordinasi dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana yang menangani Bendungan Bongpes. 

“Informasinya karet bendungan memang akan diganti dan sudah dianggarkan pada tahun anggaran 2027. Namun karena kondisinya yang kemudian berdampak luas ke tanaman padi menuju Swasembada Pangan, dari pihak kementerian mendesak BBWS agar bisa ditangani di 2026,” pungkasnya. 

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER