BETANEWS.ID, DEMAK – Sudah terjatuh, tertimpa tangga pula, adalah peribahasa yang pas untuk menggambarkan apa yang kini tengah dialami korban banjir Demak.
Mereka sudah tak sanggup lagi membersihkan isi rumah mereka, tenaga dan pikirannya telah lelah. Sebagian dari mereka saat ini rela menggunakan jasa tenaga pembersih rumah. Salah satunya adalah Rudi Kurniawan, warga Dukuh Magersari RT 1 RW 4, Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Demak itu harus mengeluarkan Rp550 ribu sehari untuk tenaga pembersih dan alat pompa.
Baca Juga: Mohon Bersabar, Perbaikan Jalan Pantura Kudus-Demak Ditarget Rampung H-5 Lebaran
“Saat ini menggunakan jasa tenaga pembersih, karena kalau tidak menggunakan jasa itu, tenaga sudah tidak mampu mas. Soalnya di sini terdampak banjir sudah dua kali. Yang pertama kali belum bersih total itu tanggul sudah jebol lagi. Jadi ketambahan material kotoran dan lumpur,” bebernya, Selasa (26/3/2024).
“Ini ada dua orang (yang membersihkan rumah), tenaga per orang Rp200 ribu sehari, belum menyewa mesin pompa air (yang digunakan untuk membersihkan) Rp50 ribu, belum bahan bakarnya membeli sendiri. Jadi total dalam sehari mengeluarkan paling tidak sekitar Rp550 ribu,” ujarnya.
Pembersihan itu, katanya, meliputi keseluruhan isi rumah, seperti perabot rumah, lantai, dinding, teras, dan lain sebagainya. Penyewaan alat pompa tersebut juga dimanfaatkan untuk membersihkan akses jalan yang juga terdapat endapan lumpur dengan ketebalan mencapai 30 centimeter.
“Endapan lumpur kemarin sekitar 30 centimeter, sampai saat ini masih ada sisanya. Paling parah tak bisa diselamatkan barang-barang yang besar, seperti almari, kursi, meja, hanyut semua. Banyak pintu warga yang jebol kena arus yang deras. Perabot elektronik juga banyak terendam,” tuturnya.
Rudi mengaku, ketinggian banjir yang masuk ke dalam rumahnya mencapai 3,5 meter. Bahkan, sisa rendaman air banjir masih tampak jelas di dinding rumahnya. Pihaknya merugi Rp20 juta akibat banjir yang menerjang, Minggu (17/3/2024).
“Ketinggian air di rumah mencapai 3,5 meter, bekas juga masih ada. Sampai saat ini mengungsi di Kudus, di pengungsian Kudus ketersediaan bantuan logistik terpenuhi. Bantuan dari warga maupun instansi pemerintahan sangat perhatian sekali dengan warga terdampak, intinya mereka tidak membedakan warga yang terdampak, baik warga Kudus maupun Demak,” tuturnya.
Baca Juga: Hati-hati Lewat Pantura Demak, Kini Baru Dilakukan Pembersihan dan Penambalan Jalan
Saat ini pihaknya membutuhkan bantuan material. Sebab logistik bantuan berupa makanan maupun pakaian sudah tercukupi. Alasan membutuhkan bantuan material, karena bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan warga masing-masing.
“Kerugian masing-masing keluarga mencapai Rp20-25 juta. Banjir kedua ini kan sudah banyak barang-barang yang sudah diselamatkan, takutnya kayak banjir yang pertama, jadi sudah persiapan. Meski begitu ada barang yang hanyut karena arus yang deras,” imbuhnya.
Editor: Haikal Rosyada