BETANEWS.ID, KUDUS – Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus jadi langganan banjir bandang ketika musim penghujan datang. Bahkan, banjir bandang bisa terjadi lebih dari satu kali dalam sehari.
Penyebab banjir bandang di desa paling Selatan Kabupaten Kudus itu dikarenakan hutan yang telah gundul. Gunung yang dulu rimbun oleh pepohonan jati dan lainnya, kini gersang dan malah dijadikan kebun jagung oleh warga.
Ketika hujan turun tak ada pepohonan penahan air. Sehingga air bah dari atas pegunungan seolah ditumpahkan ke Desa Wonosoco. Banjir bandang lah yang kemudian terjadi.
Baca juga: Bergas Akan Berupaya Tangani Banjir Bandang Musiman di Desa Wonosoco
Reboisasi atau penanaman pohon kembali, disebut jadi satu-satunya upaya penanggulangan banjir bandang di Desa Wonosoco. Hal itulah yang coba dilakukan Bakti Lingkungan Djarum Foundation.
Vice President Director Djarum Foundation, FX Supanji, mengatakan, untuk persoalan penyelamatan lingkungan, Bakti Lingkungan Djarum Foundation akan selalu siap. Asalkan, ada permintaan dan komitmen dari masyarakat setempat.
“Jadi harus ada niat dan komitmen dari masyarakat setempat. Sebab jika tidak, reboisasi Pegunungan Kendeng di Desa Wonosoco tak akan bisa maksimal,” ujar Panji di Pusat Pembibitan Tanaman Djarum Foundation, Rabu (29/11/2023).
Secara pribadi, Panji berpendapat bahwa bencana banjir bandang yang selama ini terjadi Desa Wonosoco karena pengrusakan hutan, sehingga saat ini gunung di desa tersebut jadi gundul.
“Akibatnya kita tahu. Tiap musim hujan selalu terjadi banjir bandang di Desa Wonosoco,” bebernya.
Baca juga: Selamatkan Lingkungan dari Krisis Iklim, Djarum Foundation Tanam Jutaan Pohon
Panji pun berharap, masyarakat Wonosoco harus punya kesadaran dan itikad untuk menanam pohon. Karena tanpa kesadaran masyarakat program reboisasi pun akan gagal.
“Nah saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menanam pohon. Sebab saat ini sudah memasuki musim hujan,” ungkapnya.
Panji juga mengingatkan kepada seluruh pihak agar menjaga kelestarian alam. Jika dipelihara dengan baik, maka alam akan memberikan yang terbaik kepada mahluk di atasnya.
“Tapi, kalau alam diperlakukan tidak baik, hasilnya adalah bencana,” ucap Panji.
Editor: Ahmad Muhlisin