BETANEWS.ID, KUDUS – Siswa SMA Muhammadiyah Kudus melakukan kunjungan dan studi lapangan ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kudus, Kamis (16/11/2023). Kunjungan tersebut dalam rangka menjawab rasa penasaran mereka terhadap cara kerja anggota dewan.
Para siswa disambut oleh tiga anggota DPRD Kudus yakni Kholid Mawardi dari Fraksi Partai Golkar, Mukhtamat dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem), dan Rochim Sutopo dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Hanura dan Demokrat (PANHD). Para pelajar itu kemudian diajak simulasi rapat paripurna.

Usai acara, Kholid Mawardi mengatakan, gedung DPRD Kudus merupakan rumah rakyat, termasuk para pelajar. Oleh karena itu, kegiatan kunjungan pelajar ke DPRD Kudus ini sangat baik, karena para pelajar bisa mengetahui fungsi tugas pokok para anggota dewan.
Baca juga: Agar Penanganan Kemiskinan di Kudus Tepat Sasaran, Masan Minta Pemkab Buat Data Real
“Oleh karena itu, kegiatan ini sangat penting dan perlu dikembangkan, untuk memberikan semangat berdemokrasi sejak dini kepada para pelajar,” ujar Kholid.
Kholid yang merupakan alumni SMA Muhammadiyah Kudus, mengajak para siwa untuk melek demokrasi dan tidak apatis terhadap politik. Sebab, melalui jalur politik bisa untuk mensejahterakan banyak orang.
“Kami tadi memberikan informasi terkait fungsi dan tugas anggota DPRD Kudus. Agar para siswa paham dan tak apatis terhadap politik,” beber pria yang juga anggota Komisi C DPRD Kudus tersebut.
Muhtamat menambahkan, kunjungan para siswa SMA Muhammadiyah ini lebih spesifik ke pembuatan Peraturan Daerah (Perda). Hal itu berbeda dengan kunjungan sebelumya yang dilakukan oleh SMA 1 Kudus yang lebih umum.
Baca juga: Masan Sebut Pengadaan Barjas Infrastruktur Melalui e-Katalog Lebih Fair dan Transparan
“Tadi kami jelaskan terkait pembuatan Perda. Bahwa Perda itu bisa usulan dari Dewan, serta bisa dari eksekutif,” ujar Muhtamat.
Pria yang juga ketua Fraksi Nasdem tersebut mengatakan, kegiatan kunjungan para siswa ke DPRD Kudus bisa terus dilanjutkan. Sebab, selama ini para siswa dan anak muda punya pemikiran negatif kepada para dewan.