BETANEWS.ID, PATI – Puncak musim kemarau dengan cuaca panas yang ekstrem, berdampak terhadap produksi garam di Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Pati, yang meningkat.
Kepala Desa Ketitang Wetan, Ali Muntoha, mengatakan, saat cuaca panas seperti sekarang ini, petani garam di desanya bisa menghasilkan 1 ton per petak tambak.
“Kalau biasanya itu satu petak tambak bisa menghasilkan 700 sampai 800 kuintal, sekarang bisa sampai 1 ton,” ujar Ali Muntoha, Kamis (2/11/2023).
Baca juga: Produksi Garam Melimpah Picu Harga di Tingkat Petani Anjlok hingga Rp800 Sekilo
Meski produksi garam mengalami peningkatan, tapi harga justru anjlok. Sekarang, katanya harga garam di tingkat petani berkisar Rp800 per kilogramnya. Makanya, untuk menyiasti adanya kerugian, petani menimbun garam di gudang.
Kades Ketitang Wetan itu menyebut, mayoritas warganya merupakan petani garam dan sebagian kecil petani sawah.
“Sekitar 70 persen warga kami itu petani tambak dan sebagiannya petani sawah. Kalau luasan tambak garam di Ketitang Wetan ini sekitar 500 hektare,” ungkapnya.
Baca juga: Explore Desa Ketitang Wetan, Penghasil Garam di Kabupaten Pati
Ali mengatakan, meski harga garam saat ini cenderung turun, tapi dengan cuaca panas seperti sekarang penghasilan petani garam masih terbilang meningkat. Menurutnya, warga yang semula menganggur, karena musim kemarau ini, mereka kemudian menjadi petani garam.
“Kalau biasanya sehari itu bisa dapat Rp150 ribu, sekarang bisa dapat Rp300 ribu sehari,” imbuhnya.
Editor: Ahmad Muhlisin