BETANEWS.ID, JEPARA – Sempadan atau tepian sungai SWD II yang berada di sepanjang Desa Tedunan, Karangaji, Kedungmalang, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara banyak berdiri bangunan liar. Tidak hanya rumah maupun kios milik warga, tetapi juga terdapat pasar.
Kepala Desa Karangaji, Abdillah Fadlol mengatakan bahwa selama ini belum pernah ada bentuk pengawasan secara langsung dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana terhadap ratusan bangunan liar tersebut.
Baca Juga: BBWS Pemali-Juana Beri SP 1 pada Warga yang Belum Bongkar Bangunannya di Pinggir SWD II
Ia menambahkan bahwa dari BBWS baru melakukan sosialisasi kepada warga untuk merobohkan bangunan liar di sempadan sungai pada saat ada rencana kegiatan normalisasi sungai.
“Tahun 2022 kemarin ada sosialisasi dari BBWS kepada warga untuk tidak mendirikan bangunan di sempadan sungai, tetapi pengawasan secara langsung selama ini tidak ada,” katanya pada Betanews.id, Kamis (2/11/2023).
Terpisah, Mustafa, Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) BBWS Pemali-Juana mengatakan bahwa selama ini sudah ada peringatan bagi warga untuk tidak mendirikan bangunan di sempadan sungai.
Namun dari pihak BBWS cukup kesulitan karena tidak bisa menjangkau seluruh warga secara langsung. Bahkan menurutnya peringatan tersebut juga sudah diberikan pada saat adanya pembebasan lahan di sekitar sempadan sungai pada tahun 2005 silam.
“Untuk pengawasan dari BBWS ada, tapi memang belum optimal karena wilayah sungainya banyak, sehingga dari BBWS juga melibatkan peran daerah atau pemangku wilayah untuk ikut mengawasi,” jelasnya saat dihubungi melalui telepon.
Baca Juga: Usahanya Terdampak Normalisasi, Warga: ‘Ya Libur Dulu, Kan Nggak Ada Tempatnya’
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa bentuk pengawasan yang selama ini dilakukan oleh BBWS yaitu melalui operator-operator infrastruktur (Bendungan) dan petugas yang ada di lapangan.
Sebagai informasi, Normalisasi Sungai SWD II menurutnya akan dilakukan mulai bulan Agustus tahun ini sampai dengan bulan Agustus tahun 2024 mendatang dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp 74 miliar.