BETANEWS.ID, KUDUS – Kios dan los Pasar Baru di Kabupaten Kudus banyak yang tutup sejak awal pasar tersebut diresmikan. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai ratusan unit.
Plt Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kudus, Sancaka Dwi Supani, mengatakan, pihaknya akan segera mengidentifikasi kios dan los yang tidak difungsikan sejak awal Pasar Baru diresmikan. Menurutnya, kios dan los itu sudah ada nama hak miliknya.
“Akan kita identifikasi semua. Kita juga akan segera menelusuri penyebabnya, kenapa kios dan los itu tak difungsikan sejak awal Pasar Baru diresmikan,” ujar Supani di Pasar Baru Kudus, Rabu (5/10/2023).
Baca juga: Banyak Pedagang Pasar Baru Kudus Ogah Bayar Sewa Kios dan Los, Tunggakan Capai Rp138,5 Juta
Supani mengungkapkan bahwa kios dan los tersebut diberikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus kepada para pedagang secara gratis. Mereka hanya diwajibkan membayar Pemakaian Kekayaan Daerah (PKD) serta retribusi, setahun dan sebulan sekali.
“Tapi, kalau selama ini kios dan los itu tidak dipakai, akan kita tanyakan,” tegas Supani.
Dia mengatakan, kontrak kepemilikan kios dan los tersebut sama Pemkab Kudus, dalam hal ini Dinas Perdagangan. Kalau memang tidak difungsikan, harus dikembalikan ke Pemkab.
“Kemudian, nanti kita umumkan ke masyarakat bahwa ada kios dan los kosong di Pasar sekian unit. Hal itu untuk mendukung ekonomi kerakyatan,” bebernya.
Sehingga, lanjutnya, warga lain yang ingin berjualan di Pasar Baru Kudus bisa terakomodir. Dengan begitu, secara tidak langsung Pemkab Kudus juga memberikan lapangan pekerjaaan.
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Pedagang Pasar Baru Kudus Ogah Bayar Sewa Kios dan Los
“Meski begitu, sebelum diumumkan akan kita tanya dulu sebabnya apa, kok kios dan los dikosongkan sejak Pasar Baru Kudus ini ditempati,” ungkapnya.
Dia mengatakan, di Pasar Baru Kudus terdapat 98 kios dan 521 los. Jadi total kios dan los ada 913 unit.
“Dari jumlah tersebut ada 619 unit yang buka atau digunakan untuk berjualan. Sementara sisanya 294 unit tutup atau tidak difungsikan,” rincinya.
Editor: Ahmad Muhlisin
