BETANEWS.ID, KUDUS – Subarkah siang itu terlihat mondar-mandir menawarkan foto kepada pengunjung yang sedang berwisata di destinasi wisata religi makam Sunan Kudus atau di area Menara Kudus. Sesekali, pria yang akrab disapa Barkah itu mendapatkan pelanggan yang mau mengabadikan momen saat berkunjung ke Kudus.
Saat ditemui di sela kesibukannya, Barkah bersedia berbagi kisahnya sebagai tukang foto atau fotografer Menara Kudus. Ia menuturkan, profesi itu berawal semenjak Barkah berjualan jenang di dekat lokasi Menara Kudus pada 1989 lalu. Melihat teman yang berprofesi sebagai fotografer di sana, ia pun tertarik dan diajak temannya itu untuk menekuni profesi fotografer.
“Jadi tahun 1989 saya sudah di sini (Menara), tapi sebagai penjual jenang. Setelah beberapa tahun melihat teman yang menekuni fotografer, saya rasa sangat menjanjikan, sehingga tergiur dan menjadi fotografer hingga saat ini,” kata pria berusia 47 tahun tersebut, Selasa (10/10/2023).
Baca juga: Siapkan Masa Depan, Danial Nekat Rintis Usaha Barbershop di Usia Muda
Ia mengungkapkan, pertama kali menjadi fotografer yang tergabung dalam paguyuban fotografer Menara Kudus itu sejak 2012 lalu. Dengan memakai kamera merek Nikon D90, bapak empat anak tersebut bisa hasilkan cuan ratusan ribu setiap harinya.
“Alhamdulillah untuk penghasilan setiap harinya masih terhitung ramai ya. Setidaknya dalam sehari bisa membawa uang Rp200-300 ribu bersih,” ungkapnya.
“Untuk hasilnya ini (fotografer) untuk kebutuhan sehari-hari, menyekolahkan tiga anak dan merawat anak yang masih balita. Alhamdulillah cukup,” tutur warga Desa Buaran RT 1 RW 3, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara tersebut.
Untuk jasa foto hingga hasil cetakan jadi, dipatok dengan harga Rp20 ribu per lembar. Foto tersebut dengan satu ukuran kertas yakni dengan ukuran 11R. Pengunjung bahkan tidak membutuhkan waktu lama menunggu hasil foto jadi dicetak. Menurut Barkah, foto cetakan hanya membutuhkan 2 menit saja.
Baca juga: Awalnya Iseng Buat Snack untuk Anak, Dian Kini Malah Punya Usaha yang Menjanjikan
“Pengunjung juga tidak akan berlama-lama untuk melihat hasil fotonya. Untuk harga jasa Rp20 ribu itu, saya bagi dengan tukang cetak foto yang juga tergabung di satu paguyuban Menara Kudus,” tuturnya.
Jika penghasilan di total dalam satu bulan bisa mencapai Rp6-9 juta, membuat Barkah hingga saat ini masih tetap menekuni usaha itu. Selain itu tidak ada kerjaan lain yang bisa dilakukan, sehingga pria berusia 47 tahun masih bertahan.
Editor: Ahmad Muhlisin