BETANEWS.ID, JEPARA – Berawal dari hobi yang lebih suka mengonsumsi makanan tradisional, Rif’ati kemudian menjadikan hal tersebut sebagai peluang bisnis. Ia yang dulunya pelatih senam kemudian mulai meninggalkan profesi tersebut dan fokus menjadi penjual makanan tradisional.
Sembari melayani pembeli, Rif’ati bercerita bahwa ia mulai menekuni usaha yang ia beri nama “Cantik Catering” sejak 2015. Saat awal menekuni usaha tersebut, ia masih bekerja sebagai pelatih senam.

Saat awal merintis, ia tidak langsung menekuni usaha makanan tradisional. Ia dulunya lebih banyak menerima pesanan seperti donat, maupun roti pisang. Baru pada 2020, ia mulai fokus hanya menjual makanan tradisional seperti kue cucur, tiwul, getuk, dan gatot.
Baca juga: Cerita Trian Nekat Tinggalkan Jabatan Supervisor Demi Rintis Bisnis Jajanan Kekinian
“Saya sendiri emang seleranya lebih suka yang jadul, dan kalau jualan kan emang harus apa yang kita suka,” katanya saat ditemui di Alun-Alun 1 Jepara dalam rangka kegiatan Gerakan Pangan Murah dan Gelar Pangan Lokal, Jumat (13/10/2023).
Selain karena hobi, ia mengatakan bahwa peluang menjual makanan tradisional juga cukup tinggi, terlebih di daerah perkotaan yang penjualnya masih jarang. Dalam memasarkan produk buatannya, Rif’ati hanya mengandalkan penjualan secara online. Ia biasanya membuka open pre-order terlebih dahulu.
“Untuk penjualannya kita lewat online dan paling kalau pas ada kegiatan pameran-pameran kayak gini. Karena kalau di kota kan peminat makanan seperti ini masih banyak, karena jarang kan yang jual,” katanya.Â
Baca juga: Kisah Bianto Terpaksa Jual Buah Musiman Sejak Lulus SMK, Alasannya Mengharukan
Karena mengandalkan pasar online, pesanan yang ia terima cenderung tidak pasti. Namun ia bercerita pernah mendapat pesanan 50 besek kue cucur hanya dari satu pembeli, di mana satu beseknya ia jual dengan harga Rp25 ribu berisikan sepuluh potong kue cucur.
Rif’ati kemudian mulai meninggalkan profesinya sebagai pelatih senam sejak satu tahun lalu agar lebih fokus pada usaha makanan tradisional yang ia rintis.
“Sekitar satu tahun lalu udah nggak jadi pelatih senam lagi, jadi sekarang fokus di usaha katering ini,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin