31 C
Kudus
Selasa, April 22, 2025

Gawat! 70 Persen Air Sumur di Kudus Sudah Tercemar Bakteri Ecoli

BETANEWS.ID, KUDUS – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus menyebut mayoritas sumur sudah tercemar bakteri Ecoli. Bahkan, jumlahnya sangat besar yakni mencapai 70 persen.

Ketua Tim Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olahraga (KKO), Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Budiarto, mengatakan, pada 2021 pihaknya melakukan uji petik atau sampling di 120 sumur. Sumur itu meliputi sumur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Penyediaan Air Minum, Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), dan sumur warga.

“Hasilnya, hanya 30 persen air sumur di Kudus yang aman,” ujar Budiarto saat ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.

-Advertisement-

Baca juga: Sering Tergenang Banjir, Jalan Pantura Depan Terminal Kudus Ditinggikan Semeter

Menurutnya, ecoli adalah bakteri yang ada pada tinja. Oleh karena itu, tercemarnya sumur air bersih di Kudus diduga disebabkan merembesnya septic tank milik warga.

“Diduga tercemarnya 70 persen sumur di Kudus karena tercemar resapan dari septic tank. Ada kesimpulan juga bahwa air permukaan di Kabupaten Kudus tidak aman dikonsumsi, termasuk air dari depot air minum,” bebernya.

Budiarto pun menyarankan warga untuk merebus terlebih dahulu air konsumsi mereka. Sebab, tak ada jaminan kehigienisan air minum termasuk yang dibeli dari depot pengisian air minum ulang.

“Kalau air kemasan dengan merek terkenal dipastikan tak tercemar, karena juga sudah lolos BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) jadi sudah higienis. Namun, air minum lainnya mending direbus dulu,” ujarnya.

Baca juga: Petani di Kudus Mulai Dilarang Bakar Jerami, Kenapa?

Budianto mengatakan, air yang tercemar bakteri ecoli jika dikonsumsi akan bisa menyebabkan diare dan penyakit lainnya. Namun, bakteri ecoli akan mati apabila air yang tercemar direbus.

“Sebenarnya, akses buang air besar di Kudus sudah bagus bahkan sudah 100 persen. Akan tetapi untuk memenuhi jamban yang sehat harus ada septic tank dan resapannya, sehingga bisa dilakukan pengurasan secara rutin. Nah, selama ini yang mengawasi pembuatan jamban tidak ada, sehingga kemudian mencemari lingkungan termasuk sumur,” imbuhnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER