BETANEWS.ID, PATI – Meski saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati telah menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan, namun pemerintah belum menggunakan Bantuan Tak Terduga (BTT) dan Dana Siap Pakai (DSP).
Alasannya, hingga saat ini bantuan untuk air bersih ke wilayah yang terdampak kekeringan masih melimpah. Bantuan itu berasal dari masyarakat maupun CSR perusahaan.
Baca Juga: Krisis Air Bersih di Pati Masih Berlanjut, Terkini 87 Desa TerdampakÂ
“Bantuan air bersih dari masyarakat dan CSR sampai saat ini masih banyak. Di sisi lain, armada kami juga terbatas. Sehingga kami tidak menggunakan BTT maupun DSP untuk digunakan penyaluran air bersih,” ujar M Budi Prasetyo, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati, Kamis (26/10/2023).
Menurutnya, penggunaan BTT maupun DSP hanya bisa dipakai untuk kedaruratan air bersih. Sehingga, ketika kondisi bantuan air bersih dari masyarakat maupun CSR masih banyak seperti sekarang ini, dana itu belum perlu untuk digunakan.
Tidak ada BTT maupun DSP pun, menurutnya, BPBD Pati sudah kerepotan untuk menyalurkan bantuan air bersih. Apalagi, keterbatasan armada atau mobil tangki, membuat penyaluran air bersih harus antre.
“Saya ambil contoh, hari ini saja tadi dari Bank Jateng itu ada 50 tangki, kemudian SMK Negeri 1 yang sudah komitmen dengan kami itu 44 tangki, Kospin Jasa, Korpri Jateng, pengurus Korpri Pati dan lain sebagainya,” ucapnya.
Baca Juga: Komunitas Motor di Pati Salurkan Ratusan Tangki Air Bersih
Budi juga menyampaikan, bahwa penggunaan BTT maupun DSP tidak bisa dipakai untuk belanja modal.
“Misalnya untuk membeli tangki air bersih, itu tidak boleh. Atau untuk membuat sumur dalam, itu juga tidak boleh. DSP dan BTT ini sifatnya hanya untuk kedaruratan air bersih saja,” ungkapnya.
Editor: Haikal Rosyada