31 C
Kudus
Selasa, Januari 21, 2025

Trotoary, Kelompok Penyanyi Jalanan Yang Kritis di Masa Orde Baru Bereuni

BETANEWS.ID, SEMARANG – Seniman dan musisi yang pada 1998 tergabung dalam kelompok penyanyi jalanan, Trotoary, bereuni di kawasan Kota Lama Semarang, Selasa malam (15/8). Mereka yang saat ini sebagian besar sudah bukan lagi musisi jalanan, berinisiatif untuk menyambung persaudaraan setelah sekian lama terpisah akan tempat tinggal dan kesibukan barunya masing-masing.

Yuli BDN, salah satu aktivis Trotoary mengatakan, reuni ini tidak sekadar mempertemukan para mantan anggota Trotoary, namun juga sebagai ajang temu seluruh seniman di Kota Semarang dan sekitarnya.

“Dulu kami terbentuk pada 1998, banyak hal yang sudah kami alami. Susah senangnya hidup di jalanan, dan bagaimana kami selalu mengaktualisasi diri dalam bermusik dan mengalirkan kritik-kritik sosial. Sekarang kami sudah saling punya kehidupan masing-masing, jadi ajang ini sebagai reuni, menyambung tali persaudaraan,” terang Yuli.

-Advertisement-

Reuni para aktivis musisi jalanan tersebut salah satunya dengan diisi bermain musik bersama di sebuah tenda yang diberi nama Warung Apresiasi (Wapres). Selain itu, acara Silaturahmi Ex Trotoary tersebut juga diisi pula dengan pembacaan puisi, performance art, dan testimoni beberapa aktivis jalanan.

Kelana Siwi melakukan performent art di Kota Lama, Semarang. Foto: Tomy Yunius

Pada performance art, Kelana Siwi, melakukan aksi teatrikal dengan melukis di media kanvas yang disandarkan di tiang lampu jalan. Dengan memanfaatkan cat lukisnya, ia bereksplorasi melakukan sapuan-sapuan gambar di kanvas dan melumuri tubuhnya dengan warna-warna yang dominan merah dan putih. Kelana pun mengakhirinya dengan melantangkan kalimat-kalimat puisi.

Trotoary lahir dengan gaya bermusik kritis yang kerap mengangkat persoalan-persoalan sosial yang terjadi di masyarakat dan negara. Mereka pun juga dikenal tajam mengalunkan sindiran-sindiran terhadap pemerintahan Orde Baru yang terkenal bertangan besi. Di masa itu, banyak pula kelompok musisi jalan yang bertumbuhan dengan semangat yang sama. Sebut saja seperti Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) misalnya.

Silahturahmi Ex Trotoary tersebut juga menjadi hiburan tersendiri bagi warga yang sedang berjalan-jalan di Kota Lama, juga mereka yang sedang nongkrong sambil menikmati makanan dan minuman di Angkringan Raden Bagus yang bersebelahan dengan Wapres.

Editor: Suwoko

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER