BETANEWS.ID, JEPARA – Deretan meja sablon lengkap dengan papan kayu tampak memenuhi ruangan Cangkeman Clothing di Desa Ketileng, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara. Di sana, seorang pria terlihat sedang menyablon kaus warna kuning.
Di bagian lain, seorang pria berkacamatan sedang mengemas kaus yang sudah jadi untuk segera dikirim atau diambil pemesan. Dia adalah Faisal (28), Owner Cangkeman Clothing.
Di sela-sela aktivitasnya, Faisal bersedia menjelaskan usaha yang dirintis pada 2015 lalu itu. Dia mengatakan, usaha itu memang sudah jadi impiannya sejak kecil. Bahkan, untuk mewujudkan mimpinya, dia rela menyisihkan uang gajinya untuk membeli peralatan sablon.
Baca juga: Bisnis Sablon Kaus Milik Chamdan Ini Pelanggannya Sampai Luar Jawa
“Dulu waktu mulai itu belum punya alat kayak gini. Dulu nyicil dari upah gaji di kantin, saya sisihkan buat beli screen, minggu depannya buat beli cat. Meja sablon aja baru punya 2016,” ungkapnya saat ditemui, Selasa (11/07/2023).
Faisal mengatakan, Cangkeman Clothing menerima pesanan kaus komunitas, kaus racing, kaus event, kaus kelas, kaus merchandise, dan lain sebagainya. Untuk pengerjaan, dirinya menggunakan sablon manual.
Ia menambahkan, dalam menjalani usaha sablon, dirinya mengutamakan kualitas. Makanya, agar hasil sablon bagus, dirinya mengerjakan sendiri dari pemilihan kain, pemotongan kain, penjahitan, sablon, sampai pengeringan sablon.
“Pengerjaan di sini dari cari bahan, motong, jahit, dan sablon semua di sini, supaya saya bisa menjaga kualitas barang yang keluar,” bebernya.
Faisal mengatakan, rata-rata dalam sebulan ia dapat menyelesaikan pesanan sekitar 1.000 sampai 1.500 buah. Dalam pemesanan, ia tidak menerapkan minimal order dan bisa pesan secara satuan dengan kaus warna apapun dan bisa melayani grosir/partai.
Baca juga: Berani Rintis Usaha Sejak Aliyah, Beginilah Kisah Jatuh Bangun Anun di Bisnis Sablon Kaus
“Harganya mulai dari Rp65 ribu. Harga juga menyesuaikan bahan dari kaus yang dipesan,” kata Faisal.
Menurutnya pelanggan dari Cangkeman Clothing cukup banyak, baik dari kalangan anak muda, komunitas, instansi pemerintah, swasta, hingga anak sekolah. Dari bisnisnya itu, Faisal mampu raup omzet hingga Rp200 juta sebulan.
“Pembelinya rata-rata kastemer dari tim marketing lepas kami. Omzet rata rata Rp100 Juta sebulan. Kalau ramai bisa sampai Rp200 juta sebulan,” jelasnya.
Penulis: M. Faiz Anwar, Mahasiswa PPL IAIN Kudus
Editor: Ahmad Muhlisin
