BETANEWS.ID, PATI – Sebuah kain putih yang diapit bambu terlihat terpampang di bagian pojok Kali Tus, tempat upacara rakyat. Kain tersebut terdapat tulisan yang berisi pesan untuk Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia.
Dalam tulisan tersebut, berisi tentang harapan masyarakat agar pemerintah bisa memperhatikan masyarakat kecil. Yakni, kondisi sungai yang saat ini dangkal agar segera dilakukan pengerukan, supaya petani bisa menanam.
Baca Juga: Gelar Upacara di Sungai Juwana, Ini Pesan yang Ingin Disampaikan
“Pak Jokowi, tulung kaline ndang dikeduk, ben petani iso nandur,” begitu bunyi tulisan tersebut.
Ketua Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Gunretno yang juga tokoh Sedulur Sikep mengatakan, kalau dirinya banyak melihat apa yang menjadi persoalan rakyat tidak semuanya tersampaikan kepada Jokowi.
“Jadi, kami lihat di media sosial, bahwa tidak semua yang menjadi masalah-maslaah rakyat itu, tidak semua menjadikan Pak Jokowi tahu. Jadi itu ada tulisan, mungkin masyarakat nanti bisa berfoto di bawah tulisan itu,” ujar Gunretno.
Sehingga nantinya, kata Gunretno, masyarakat bisa menyampaikan secara langsung kepada Jokowi, khususnya terkait dengan anggaran pengerukan sungai masih sedikit sekali.
Meski begitu, ia menyadari bahwa normalisasi bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan semuanya. Sehingga menurutnya, perlu bersama-sama untuk bergerak.
Untuk diketahui, warga yang tinggal di lereng Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Pati, pagi tadi menggelar upacara rakyat di gundukan sampah Kali Tus. Upacara ini pun diharapkan dapat mengetuk hati pemerintah untuk memperhatikan masyarakat kecil.
Upacara dimulai sekitar pukul 08.30 WIB di Pangkalan Kali Tus. Peserta terdiri dari berbagai kalangan warga di Pati, Blora, Kudus, Rembang, dan Grobogan. Mereka dari kalangan petani, buruh, hingga perangkat desa.
Upacara bertajuk ‘Merdiko Mbangun Jiwo’ atau berarti merdeka membangun jiwa digelar di gundukan sampah. Upacara digelar secara khidmat. Di sela upacara terdapat teatrikal seorang perempuan naik perahu lalu mengambil sampah yang ada di sungai.
Baca Juga: DPRD Pati Segera Bahas Raperda untuk Lindungi Kesenian dan Kebudayaan Lokal
Sedangkan pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh pertiwi dan wiji Kendeng. Bendera merah putih dikibarkan dengan cara dipanjat seorang pria ke atas bambu yang telah disediakan. Setelah berkibar peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama. Sebagai pembina upacara Ketua JMPPK, Gunretno.
Upacara rakyat ditutup dengan brokohan dan doa bersama. Setelah itu peserta melakukan bersih-bersih sungai yang dipenuhi sampah tersebut.
Editor: Haikal Rosyada