BETANEWS.ID, DEMAK – Lautan kerupuk langsung menyambut siapapun saat tiba di Dukuh Bongkol Indah, Desa Buko, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak. Di dukuh yang terkenal sebagai penghasil kerupuk ikan itu, kebanyakan warganya memang menggantungkan hidupnya dari kerupuk, mulai dari produsen hingga penjual.
Kampung Bongkol Indah ini terletak tidak jauh dari TPI Wedung. Hampir tiap rumah milik warga memiliki tempat penjemuran kerupuk, baik untuk dijual maupun konsumsi pribadi. Produsennya juga bervariasi dari berskala besar hingga rumahan.
Saat betanews.id berkunjung ke salah satu pembuat kerupuk ikan, dua orang wanita tampak melakukan proses produksi. Ada yang bagian mengiris tepung tapioka menjadi tipis-tipis dan ada pula yang menata potongan-potongan itu di atas papan. Satu diantaranya, yakni pemilik usaha kerupuk Anfa Jaya, Aneko Zaroh atau akrab disapa Eko (42).
Baca juga: Berkunjung ke Kalitekuk, Sentra Kerupuk Tayamum di Demak
Eko mengatakan, terdapat beberapa bahan yang diperlukan membuat kerupuk udang, yaitu tepung tapioka, bawang merah, bawang putih, penyedap rasa, dan udang. Bahan tersebut, kemudian dihaluskan dan dimasak dengan cara dikukus hingga menjadi lunak.
“Kalau masaknya tidak benar-benar matang, rasa dan teksturnya juga berbeda. Hasilnya nanti tidak enak,” katanya, Sabtu (1/7/2023).
Bahan kerupuk udang yang sudah matang biasanya berbentuk memanjang seperti lontong. Setelah dingin, gumpalan tepung tapioka itu dipotong tipis-tipis menjadi beberapa bagian.
“Biasanya dua papan itu bisa sampai tiga kilogram. Jemurnya kalau pas panas gini bisa kering satu setengah hari,” imbuhnya.
Sekali produksi, Eko dapat membuat 6-10 kilogram kerupuk udang setiap harinya atau sekitar 50 kilogram dalam sebulan. Hasil olahannya itu, kemudian dijual ke beberapa pasar di kecamatan Wedung dan oleh-oleh untuk wisatawan.
Baca juga: Kerupuk Kulit Paquita, Rasanya Lebih Gurih dan Bikin Nagih
“Jualnya biasanya di Pasar Pagi dekat sini dan pasar-pasar Wedung. Kadang juga dibuat oleh-oleh, pernah orang Semarang beli kerupuk udang,” terangnya.
Menurut Eko, banyak dari pelangganya menyukai kerupuk udang sebagai pendamping makanan dan camilan. Untuk per kilogram, ia jual seharga Rp30 ribu. Sedangkan untuk seperempatnya ia hargai Rp7,5 ribu.
“Kalau menurut pembeli, rasanya gurih enak ada manis-manisnya. Biasanya sekali beli pasti datang lagi,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin