BETANEWS.ID, JEPARA – Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris meresmikan Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Warung NKRI) yang berlokasi di samping Alun-Alun Jepara 1, Senin (19/6/2023).
Menurut Irfan, Warung NKRI bisa menjadi wadah mantan narapidana terorisme (Napiter) di Jepara yang ingin kembali ke masyarakat. Ini merupakan upaya BNPT menyiapkan tempat asimilasi eks napiter agar tidak kembali tersentuh paham-paham radikalisme.
“Di Jepara kalau ada mantan Napiter atau keluarganya kalau ada dipersilakan mereka bisa gabung di sini. Di tempat lain yang mengelola itu korban bom, karena kalau tidak ada kerjaan bisa itu nanti dipengaruhi lagi untuk kembali beraksi,” katanya.
Baca juga: Sembilan Jabatan Tinggi Pratama di Jepara Kosong
Ia menambahkan, eks napiter yang sudah kooperatif di Warung NKRI lainnya juga turut menjadi pengelola dengan menjual produk mereka.
“Warung NKRI ini bisa jadi tempat ngopi, teh, bersantai, dan sesekali ada dialog kebangsaan. Apalagi ini di tahun politik maka kita harus tampil berlomba menjadi perekat di tengah bangsa agar jangan sampai provokator itu merusak kearifan lokal terutama masyarakat jepara,” katanya
Sebab menurutnya, ketika unsur pencegahan atau deradikalisasi tersebut mampu dilakukan, maka munculnya kelompok-kelompok tertentu yang memiliki niat untuk memecah belah persatuan tidak akan terwujud.
Baca juga: APBD Defisit Rp 80 M, Pemkab Jepara Tegaskan Tak Ada Penundaan Penyerapan APBD
“Kalau itu dikuatkan (deradikalisasi), itu kelompok kelompok yang ingin memecah belah masyarakat atas nama tertentu tidak ada tempatnya di Bumi Jepara, di Bumi Jawa Tengah, di Bumi Indonesia, karena kita memiliki kekuatan Bhineka Tunggal Ika,” jelasnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jepara, Lukito Sudi Asmara, membenarkan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menerima eks napiter menjadi pengelola Warung NKRI Jepara.
“Untuk bergabung aja untuk diskusi sebagai upaya untuk tetap merangkul mereka,” katanya.
Editor: Ahmad Muhlisin