31 C
Kudus
Kamis, Maret 20, 2025

Pertunjukan Tari Nadya Ngecis di KBPW Kudus Sukses Pukau Penonton

BETANEWS.ID, KUDUS – Pertunjukan Tari Nadya Ngecis oleh peserta kelas tari Kampung Budaya Piji Wetan Kudus sukses memukau penonton, Minggu (26/02/2023). Pentas yang digelar di aula Balai Desa Lau, Dawe, Kudus itu mengangkat kisah salah satu sendang atau belik yang ada di dukuh Piji Wetan, yakni belik ngecis.

Pagelaran yang dihadiri ratusan warga itu diawali dengan screening thriler “Nadya Ngecis”, diikuti penampilan tari di atas panggung dengan durasi sekitar tujuh menit. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan diskusi dan apresiasi tari bersama tiga narasumber kompeten, yaitu Praktisi Tari Endang Tonny, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kudus Sancaka Pani, dan Budayawan Asa Jatmiko.

Koordinator kelas tari, M Ulul Azmi menjelaskan, penggarapan tari ini merupakan upayanya untuk mengenalkan kearifan lokal di Piji Wetan kepada masyarakat sekitar Muria.

-Advertisement-

Baca juga: Lestarikan Punden dan Belik di Muria, Kampung Budaya Piji Wetan Bakal Dirikan Museum Folklor

Dalam penjelasannya, Tari Nadya Ngecis menceritakan tentang kisah Sunan Muria ketika melakukan perjalanan dakwah dan menemukan seekor burung yang kehausan. Setelah mencari air ke rumah-rumah dan tidak menjumpainya, Sunan Muria menancapkan tongkat hingga muncul air yang sekarang disebut Nadya Ngecis.

“Gelar karya ini, adalah hasil apa yang sudah kita digeluti selama bulan, mulai dari latihan, riset, eksplorasi, hingga ujian dan pentas malam ini. Intinya saya sangat bangga terhadap pentas luar biasa malam ini,” kata Ulul mengapresiasi 17 penari, melalaui siaran tertulisnya, Senin (27/2/2023).

Senada dengan Ulul, Koreografis Tari Ridayani alias Rini, mengatakan, Tari Nadya Ngecis ini berbentuk tari garapan, sehingga para penari harus benar-benar matang dalam wiraga wirama dan wirasa.

“Ini tari garapan, jadi penarinya harus pro, penari yang matang, pinter, punya daya ingat. Dan mereka bisa. Tari garapan ini paling susah menyatukan rasanya. Harus mengalahkan ego diri,” ungkap Rini.

Baca juga: Nguri-uri Budaya, Siswa SDN 3 Krapyak Dikenalkan pada Wayang dan Gamelan

Sementara itu, Koordinator Kampung Budaya Piji Wetan, Muchammad Zaini, dalam sambutannya mengatakan, gelar karya ini merupakan bagian dari program KBPW dalam pemajuan kebudayaan di Lereng Muria.

“Ini merupakan upaya kami menggeluti bidang yang menjadi keinginan kami, memajukan budaya di muria,” ungkapnya.

Jessy, sapaan akrabnya mengatakan bahwa kebudayaan harus tetap hidup dan menyala di desa-desa. Dirinya berharap Kampung Budaya Piji Wetan adalah salah satu yang menyalakan lilin-lilin kebudayaan desa.

“Seperti kata bung Hatta, Indonesia tidak akan bercahaya karena obor besar di Jakarta, tetapi Indonesia baru akan bercahaya dengan lilin-lilin di desa,” pungkasnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER